Selamat menyongsong April yang ceria, ya, Moms.Tidak terasa, ya sudah berganti bulan lagi. Hari begitu cepat berlalu.
Sabtu kemarin, tanggal 30 Maret 2019 Adik saya satu-satunya telah resmi jadi istri orang. Alhamdulillah, Bahagia rasanya bisa mendampingi hari bahagianya.
Diriku dengan Adikku. Mirip, gak? Hihihii |
Namun, disaat yang sama, hati ini juga sedih, karena merindukan sosok ibu.
Hanya ini foto almh. Ibu Sriyati yang masih tersisa. Hiks. |
Wajar donk, saya yang tinggal terpisah oleh laut Jawa dengan kedua kakak laki-laki saya rindu ingin berjumpa. Namun ternyata Allah belum berkehendak. Karena mereka yang awalnya berencana akan datang, batal karena kerjaan yang tidak bisa ditinggal. Hiks. Batal ketemuan euy.
Saya pun pulang ke rumah dalam keadaan pedih. Semakin kuat rasa rindu ini pada almarhumah ibu.
Dan ya, saya ingat tahun lalu menuliskan puisi tentang ibu di buku Rindu & Cinta, sebuah karya bersama komunitas Lakshmi Catha.
Komunitas ini terdiri dari sekumpulan perempuan yang ingin terus berkarya. Lakshmi Catha adalah wujud resptesentatif kami, bersama mbak Dian Ika Pramayanti, sang founder. Sayangnya, karena kesibukan masing-masing Lakshmi Catha belum menelurkan karya lagi. Hiks.
Ohya, berhubung saya lagi merindukan sosok ibu, saya baca ulang dan tuliskan disini, ya.
Merindu Ibu
Sosok itu,
Selalu mendekapku erat
Kala diri ketakutan
Sosok itu,
Senantiasa memelukku hangat
Kala tubuh menggigil
Sosok itu,
Selalu menyunggingkan senyum
Meski dunia menghina
Sosok itu pula,
Yang selalu menguatkanku
Kala aku rapuh
Luruh
Kini,
Saat aku mampu tegar berdiri
Ia tak lagi di sisi
Aku merindukanmu, Bu
Sungguh sangat merindu
Entah bagaimana kan beradu
Rindu ini begitu membelenggu
Pondok Petir, 1 Februari 2018
Meski ibu telah lama pergi, namun saya sangat bersyukur karena Allah mengaruniakan seorang ibu mertua yang amat baik, lembut, penyayang bagaikan ibu kandung. Masya Allah, sungguh Allah Maha Adil.
Selain puisi di atas, saya juga menuliskan puisi lain tentang ibu. Kali ini hadiah untuk ibu saya yang masih ada, yakni ibu mertua. Yang hingga kini terus setia mengiringi kami dengan doanya.
Begitu Berharga
Mencintaimu begitu berharga
Mengunjungimu tiap waktu
Mencium punggung tanganmu
Mengusap lembut jemari kakimu
Mencintaimu begitu berharga
Menyeruput teh bersama
Bercengkerama penuh makna
Meniti jalan setapak berdua
Merajut Asa
Mencintaimu begitu berharga
Meski raga tak lagi meraba
Tangan tak jua berjabat
Langkah kaki tak pula menapak
Hanya doa yang mampu terucap
Memelukmu dalam doa
Mengasihimu dalam pengharapan
Menyayangimu dalam asa
Persembahan yang hakiki
Penuh harap pada Illahi Rabbi
Engkau dekat di sisi
Karena mencintaimu begitu berharga
Semoga dapat mewakili perasaan ini, menghapus lara, mengobati rindu.
Bagaimana kisah Mommy sekalian dengan ibu dan juga Ayah? Mereka memanglah sosok inspiratif bagi kita anak-anaknya. Inspirasi tiada henti datang dari mereka. Ada yang sama kayak saya?
Cantik mbak puisinya.. jangan lupa iringi juga dengan doa dan amalan yang diatasnamakan sang ibunda. Mbak Qoti ini juga beruntung lho dapat ibu mertua yang baik hati. Semoga Almarhum bunda ditempatkan yang terbaik di sisi Allah.
BalasHapusAl Fatihah untuk ibunya ya Mbak.
BalasHapusMemang sosok ibu paling inspiratif bagi kita.semoga kita pun bisa menjadi ibu yang menginspirasi anak-anak kita nanti. Aamiin
Suka dengan puisi indahnya...
Puisinya menyentuh banget Mbak. Aku udh engga punya ibu dan ibu mertua. Al Fatihah untuk ibu² kita ya Mbak...
BalasHapusMiriip mba dengan adiknya. Kalau bicara ibu jadi ikut terharu. Puisinya menyentuh sekali. Semoga almh husnul khotimah ya mba.
BalasHapusMasyaallah ditinggal seseorang yang sangat dicintai pasti sedih ya mba, apalagi ibu. Gak kebayang deh ditinggal cepat beliau. Semoga husnul khatimah ibunya mba & ditempatkan di tempat terbaik oleh Allah. Aamiin.
BalasHapusKalau ibu mah, udah bener2 My Hero, Mbak. Karena ya gimana lagi, sejak kecil aku hidup hanya dengan ibu. Tapi, meskipun nggak lama ketemu alm. Papa. Bagiku beliau juga tetap inspiratif. Salah satu yang menginspirasiku untuk menulis. KArena beliau adalah seorang penulis.
BalasHapusSaat-saat istimewa seperti rasa rindu ke ibu akan dalam lagi ya mba? Tahun lalu adikku juga menikah dan Mama sudah lama meninggal, rindu dan sedih nyesak di dada, kebayang seandainya mama masih ada kebahagiaan akan lebih lengkap.
BalasHapusKasih ibu sepanjang jalan, ibu yang memotivasi, ibu yg mrnginspirasi, demikian juga ayah...
BalasHapusNgomongin ibu selalu bikin haru ya mba. Cuma terkadang akutu suka susah mengekspresikan rasa cinta sama ibuk huhuhu. Btw titip doa terbaik untuk ibunya ya mba..
BalasHapusSelalu melow kalau mengingat sosok ibunda ya mbak. Al Fatihah buat beliau. Puisi puisinya cantik deh. Curahan dari hati terdalam ya mbak
BalasHapusSosok ibu memang selalu di rindu ya mbak, baik saat suka maupun duka. Semogabibunda mbak qoty ditempatkan ditempat yang mulia. Aamiin
BalasHapusAl fatihah buat ibunya mbak Qoty. Ah saya bacanya ikut sesak, gak bisa bayangin besok kalo ditinggal Ibu. Semoga Allah selalu menjaga orang yang kita sayang ya mbak, bahagia dunia akherat, amin :)
BalasHapusAaahhh jadi kangen mama juga. Sama mbak aku juga jauh. Aku di Bandung mama di Sidoarjo. Huhu lumayan gak bisa sering datang kesana. Pas sakit juga pas kondisi lagi gak memungkinkann kesana buat jenguk sedih rasanya huhu.. Al fatihah buat ibu yah mbak
BalasHapusDoa ibu tuk anak cepat diijabah, jd berbahagialah bagi yg masih mempunyai ibu. Terbuka juga pintu pahala dg berbakti kpd ibu
BalasHapusBercerita ttg ibu tak ada habisnya ya mb. Bnyk sisi kebaikan dari seorang ibu.Al Fatekah untuk almh ibu mb.
BalasHapusAlhamdulillah, aku masih ada ibu dan bapak, mbak.
BalasHapusBtw, puisinya keren.
Tears of the soul and joy of the heart. Your poems touch the most sensual corners of the soul. Write, share your feelings and help others to feel these emotions.
BalasHapus