11 Kunci Sukses Perempuan Berdaya Dari Rumah

"Nduk, adikmu kelak kuliah gak?" tanya Budhe saya kala itu.
"Belum tau, Budhe." 
"Kamu harus kuliah, Nduk. Apalagi kalau kelak adikmu kuliah. Kamu harus mendapatkan perhatian dan fasilitas yang sama," tegas Budhe. 
"Insya Allah Budhe" 

Ternging kembali percakapan kala itu dengan Budhe, kakak almarhumah ibu saya ketika saya sedang menginap di rumahnya, jelang kelulusan Aliyah. Budhe berpesan demikian bukan tanpa alasan. Tidak lain hanyalah ingin mempertahankan hak saya sebagai anak kandung Bapak. Anak kandung dari istrinya yang telah meninggal dunia saat saya masih berumur 7 tahun. Anak kandung yang sejak usia 11 tahun telah tinggal terpisah dengan Bapak dan keluarga barunya. 

Hingga kemudian saya berhasil lanjut kuliah dan dapat menyelesaikannya tepat waktu. Alhamdulillah. Namun, takdir baik yang lain datang menghampiri diri lebih awal. Saya menikah sebelum lulus kuliah. Lalu menjadi ibu rumah tangga dan fokus mengurus keluarga. 



Tak Punya Pengalaman Kerja

Menikah di semester 7 kuliah, membuat saya benar-benar tak punya pengalaman kerja. Karena begitu selesai wisuda, tak lama kemudian saya hamil. Setelah anak pertama lahir saya fokus mengurus anak dan suami saja. Ohya, saat itu saya sempat berjualan baju secara online beberapa tahun lanjut jualan mainan edukasi hingga anak kedua kami berusia 2 tahun saya memutuskan berhenti jualan.

Setelahnya? Fokus di rumah saja. Setiap hari yang saya lakukan hanyalah memenuhi kebutuhan suami, anak-anak dan bermain bersama mereka. Hidup saya sepenuhnya saya abdikan untuk keluarga. Hingga di satu titik saya merasa jenuh, stress dan merasa hidup saya tidak berarti. 

Melihat teman-teman saat kuliah dulu menjadi dosen, guru, pelatih dan pembina MTQ, Qori'ah, dan lain sebagainya membuat saya semakin merasa rendah diri. 

Sampai suatu ketika saya melihat postingan seorang teman dunia maya mengenai sebuah training menulis cerita anak secara online. Sekelebat saya mengingat impian sejak dulu yang ingin menjadi seorang penulis. Sejak SD suka mengisi diary untuk meluapkan apa yang saya rasakan. Hingga masa Aliyah dan perguruan tinggi saya mulai suka menulis puisi, dan berkhayal. 

Menemukan Passion Disana

Setelah mendapat restu dari suami, saya mendaftar training itu. Berupaya mengerjakan tugas menulis dengan baik hingga terbitlah sebuah buku antologi yang diterbitkan oleh penerbit mayor. Alhamdulillah. 

Kemudian saya mulai rajin mengikuti training online penulisan berbagai macam genre. Saya merasa jiwa ini lebih hidup. Dahaga terpenuhi. Lebih dekat dengan cita-cita yang ingin diwujudkan. Maka saya pun antusias bergabung dengan berbagai komunitas menulis. Bertemu dengan kawan baru yang sefrekuensi, hingga mantap memilih untuk fokus sebagai content writer dan menulis di blog personal. 

Komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis

Perjalanan yang cukup panjang dan berliku mempertemukan saya dengan komunitas Pasukan Blogger JA dan Ibu-Ibu Doyan Nulis. Di kedua komunitas inilah sekarang saya aktif bergaul dan berjejaring. Ibu-Ibu Doyan Nulis yang beranggotakan 21.798 perempuan sungguh membuka mata saya. 

Pengurus grup ini sangat aktif membina anggotanya agar mumpuni dalam skill kepenulisannya. Dari sini pula lah saya mengenal seorang sosok perempuan tangguh yang inspiratif yakni Teh Indari Mastuti, sang Founder. 


Foto diunduh dari profil picture akun twitter Indari Mastuti

Mengenal Lebih Dekat Dengan Sosok Indari Mastuti

Selama ini kita melihat sosok Indari Mastuti adalah sosok motivator yang penuh semangat, inovatif, kreatif dan menginspirasi. Namun siapa sangka, dibalik itu semua, beliau tumbuh dari keluarga yang kurang harmonis. 

Mengutip ulasan profil beliau di laman kumparan.com, beliau memaparkan, "Dari kecil saya lahir dari keluarga yang tidak harmonis. Lalu saya mencari cara agar ketidakharmonisan itu tidak berpengaruh pada psikis. Karena suka baca akhirnya saya berpikir. Kenapa ketika lagi penat, membaca buku tentang bagaimana mengelola stress, tiba-tiba stress itu hilang. Ternyata dari tulisan itu dapat mempengaruhi pola pikir." 

Masya Allah ya, membaca kisah beliau yang hampir mirip dengan saya kok ya bikin mewek. Semoga saya pun dapat mengikuti jejak kesuksesan beliau. Bantu aminin aja, ya. 

Nah sejak itulah beliau mulai rajin menulis dalam buku catatan harian. Setiap curahan hati dan kejadian dituliskan. Hingga pada kelas 1 SMA, tulisannya dimuat di majalah GADIS. 

Berlanjut terus menulis dan melahirkan puluhan buku hingga akhirnya membangun bisnis dalam bidang jasa penulisan. Nah, dari sini lahirlah Indscript Creative

Kenapa Teh Indari mau terus menulis? Karena selain sebagai trauma healing dan menuliskan sejarah diri, yang terpenting adalah karena menulis bisa dimana saja dan kapan saja. Sehingga pekerjaan ini cocok dilakukan oleh ibu rumah tangga seperti beliau. Karena inilah beliau concern dalam memberdayakan ibu-ibu yang doyan nulis.


Selayang Pandang Indscript Creative

Indscript Creative hadir sebagai wadah bagi perempuan khususnya ibu rumah tangga yang suka menulis dan berbisnis. Sejak berdiri pada tahun 2007, Indscript Creative bekerjasama dengan penerbit untuk mengerjakan buku-buku tertentu. Pada awalnya penulis Indscript hanya Teh Indari saja. Namun beberapa waktu kemudian pihak penerbit meminta pengerjaan buku dalam jumlah lebih banyak dengan tema yang lebih beragam. Hingga beliau memutuskan merekrut penulis lain. 

Uniknya, dengan cara yang tak biasa beliau terus mengembangkan bisnis bidang jasa penulisan ini. Jika penulis lain biasanya mengirimkan naskah utuh kepada penerbit, lain halnya dengan Teh Indari. Beliau mengirimkan puluhan bahkan ratusan judul buku yang kemudian akan dibuat outline dan naskahnya jika sudah di-acc penerbit. Poin plus lagi, Indscript memberikan layanan all in. Tidak hanya naskah saja melainkan hingga buku siap cetak. Karena itu, klien sangat puas dan terus berdatangan. 

Pernah Jatuh Kemudian Bangkit

Dalam berbisnis tentu ada yang namanya jatuh bangun. Pasti akan ada halangan dan rintangan yang menyertai. Tidak akan ada kata sukses jika tak ada pengorbanan dan perjuangan yang berarti. 

Begitupun dengan yang dialami Indscript. Orderan yang terus datang bahkan hingga 60-100 buku per bulan menjadikan tim kewalahan. Marketing dan produksi tidak berimbang. Klien pun menghilang. 

Ini tentunya menjadi sebuah pembelajaran bagi sang founder. Bahwa bisnis tidak hanya tentang mengambil orderan yang banyak. Namun lebih dari itu, bisnis adalah tentang sistem yang baik, menjawab kebutuhan klien dan memberikan kepuasan kepada mereka sehingga mereka menjadi pelanggan yang loyal. 

Di akhir 2009 ini Indscript diambang kebangkrutan. Memangkas karyawan dan mempertahankan yang benar-benar qualified menjadi pilihan yang diambil Teh Indari. Mulai memperbaiki kualitas pelayanan dan terus berupaya menciptakan sistem yang baik bagi perusahaan. 

Kemudian titik terang itu terlihat. Orderan mulai berdatangan kembali. Teh Indari pun mulai berpikir siapa lagi yang akan diajak untuk menulis? Hingga tercetuslah ide untuk membentuk sebuah komunitas yakni Ibu-Ibu Doyan Nulis pada 24 Mei 2010. Kalau ibu rumah tangga dengan tiga anak seperti Teh Indari saja bisa produktif menulis, mengapa ibu-ibu yang lain tidak? Hal inilah yang mendasari terbentuknya IIDN yang memiliki visi menelurkan penulis-penulis baru di kalangan ibu rumah tangga. 

Bangkit Untuk Bersinar

Ketika berada diambang kebangkrutan, disitulah kita diuji bagaimana bisa bertahan. Kerugian yang timbul sebagai dampak mencoba untuk ditutupi. Bagaimana caranya? Disinilah fungsi pasangan sebagai partner sejati. Suami Teh Indari menyarankan untuk memaksimalkan potensi yang ada. Maka Teteh mulai mengikuti kompetisi-kompetisi bisnis.  

Kompetisi pertama yang diikuti adalah Perempuan Inspiratif Nova dan menang, Alhamdulillah.  Setelah memenangkan kompetisi ini, mulailah berani mengikuti banyak kompetisi lain.


Berikut penghargaan bergengsi yang Teh Indari terima, diantaranya: 

Perempuan Inspiratif Nova (2010), Finalis Kusala Swadaya (2011), Juara 2 Wirausaha Muda Mandiri (2012), Perempuan Terinspiratif Indonesia Majalah Kartini (2012), Finalis Wanita Wirausaha Femina (2012), Juara 3 Kartini Awards (2012), Finalis Kartini Next Generation (2012), 100 Perempuan Pilihan Indonesia Mengubah Dengan Cinta SunLight (2013), Juara I Sekar Womenpreneur (2012), dan SuperWoman Indonesia (2014). 
Melalui jalan kompetisi ini branding mulai terbentuk. Indari Mastuti dan Indscript semakin terkenal karena profilnya banyak dimuat di media sebagai pemenang kompetisi.


Bisnis semakin bertumbuh dengan berbagai inovasi dari tahun ke tahun.

Tahun 2013

Indscript mendirikan Sekolah Perempuan sekaligus meresmikan Indscript Personal Branding.

Indscript Personal Branding merupakan layanan membranding diri para pengusaha di berbagai media sehingga dapat meningkatkan bisnisnya. Berdasarkan pengalaman pribadi yang telah teruji. Indscript Personal Branding tutup pada 2015.


Berbagai BOARD yang membantu para pebisnis dan penulis

Tahun 2014

Mendirikan Indscript Direct Selling. Kali ini bukan menulis buku, namun sebuah BOARD. Yakni alat konsistensi demi sebuah tujuan yang ingin dicapai. Teh Indari menyebutnya Metrik dan Dreamboard. Produk inipun laku keras!

Tahun 2015


  • Indscript Direct Selling dipadukan dengan dunia mengajar hingga lahirlah Indscript Training Center. Di lini perusahaan ini ada kelas Reparasi Bisnis yang berfokus pada pengelolaan perusahaan yang diambang kebangkrutan agar bisa survive. Alumni Indscript Training Center udah mencapai 10.000-an individu, loh. Keren ya!

  • Lahirnya Komunitas Emak Pintar
Disinilah tempatnya ibu-ibu yang suka menulis dan berbisnis untuk terus mengembangkan diri. 

Tahun 2017

Membangun perusahaan baru di bidang fashion yakni Indblack. Produknya adalah handsock premium dengan memberdayakan pengrajin handmade di sekitar Teh Indari. Namun sayang Indblack tutup tepat 1 April 2020 lalu.

Berbagai pilihan workbook yang dapat membantu pekerjaanmu

Tahun 2018

Di tahun ini Indscript membuktikan bahwa inovasi dalam sebuah bisnis adalah kunci!
  • Ya! Karena menulis tidak selalu pada media buku, Teh Indari berhasil menulis dalam banyak versi. Yakni berupa workbook, agenda, minibook, dan lain-lain
  • Menjadi co-founder Kunikita
Awalnya karena founder Kunikita mengikuti kelas Reparasi Bisnis berlanjut ke kelas yang lain. Hingga kemudian Teh Indari didapuk menjadi co-founder setelah Kunikita melesat cepat. Karyawan yang semula 5 orang saja kini menjadi 50-an tim. Bisnis yang bergerak di bidang ritel kebutuhan muslimah ini memiliki 4000 lebih jaringan pemasaran dengan produk unggulan yakni Ciomy, bakso Aci asli Garut yang mampu terjual ribuan pcs perhari. 

  • Mendapatkan penghargaan dari walikota Bandung sebagai Perempuan Penggerak Perempuan dan Penulis Perempuan.

Tahun 2019


  • Menulis rangkaian guidance book. Seperti Jurus Jitu Jualan Baju, Ngiklan Baperan Yang Bikin Tajir Beneran, dan lain-lain.
  • Launching program BUKUIN AJA! yakni program penerbitan indie yang diawali dengan training sebelum menerbitkan buku. Program inipun laris hingga Indscript punya percetakan sendiri untuk memenuhi kebutuhan penerbitan indie yang telah menerbitkan 40-an judul buku.
  • Indscript Training Center berganti nama menjadi Indscript Businesswoman University (IBU) sebagai eksistensi bahwa Indscript 3000% untuk perempuan.

2020 Terus Berinovasi


  • Berbagai icon dalam Indscript seperti Miss Writing, Miss Love, Miss Cunik adalah icon ciamik di bidang jasa yang friendly dalam melayani klien.
  • Indscript Writing makin menguat dengan ragam training yang diselenggarakan. Kelas-kelas seperti 7 Hari Nulis Buku, Sekali Nulis Jebol Penerbit, Menulis Tanpa Bakat dan lain sebagainya sukses menembus penerbit mayor. Hingga Indscript Writing tetap fokus di berbagai kelas ini.

Indscript Menuju 13 Tahun

Teh Indari selaku founder Indscript sadar bahwa bisnis ini bukanlah main-main. Ini harus dibina sepenuh jiwa dan membawa manfaat seluas-luasnya. Karena itulah sejak 2017 Indscript membangun CSR (Corporate Social Responsibility) dengan pemberian hibah modal usaha, pembebasan riba, donasi lansia, dan donasi lainnya yang diambil dari 10% omset keseluruhan Indscript.

Tak Berhenti Bermimpi

Impian yang ada tidaklah muluk-muluk, hanya ingin semakin banyak perempuan yang bisa berdaya dari rumah dengan menulis maupun berbisnis. Komunitas Ibu-ibu Doyan Bisnis yang didirikan pada tahun 2011 pun terus dibina hingga saat ini sudah beranggotakan 66.000 perempuan.

Impian terbesar Teh Indari adalah di tahun 2024 memiliki setidaknya 15.000 jaringan pemasaran di bawah Indscript dan Kunikita. Agar ibu-ibu bisa tetap produktif dari rumah.

Kunci Sukses Perempuan Berdaya Dari Rumah

Dari pemaparan mengenai sosok perempuan inspiratif Teh Indari Mastuti dengan Indscript-nya, saya mengambil kesimpulan bahwa sukses tidak diraih begitu saja. Ada kunci dan polanya. Maka jika ingin sukses, ikuti polanya dan terapkanlah kuncinya.

11 Kunci Sukses Perempuan Berdaya Dari Rumah


  1. Motivasi yang kuat dari dalam diri
  2. Fokus pada passion
  3. Disiplin dalam management waktu
  4. Daya kreativitas yang terus diasah
  5. Upgrade kemampuan diri
  6. Dukungan dan keterlibatan anggota keluarga
  7. Belajar dan didampingi oleh mentor
  8. Tim yang solid
  9. Inovasi tiada henti
  10. Kebermanfaatan bagi banyak individu
  11. Doa
Nah, teman-teman semua ingin sukses juga membangun bisnis seperti beliau dengan Indscript-nya? Coba ikuti polanya. Terapkan 11 kunci suksesnya! 

Semoga saya pun dapat mengikuti jejak beliau. Apalagi passion kami kan sama, yakni di dunia kepenulisan. Alhamdulillah, saat ini pun saya sudah bisa produktif dan berdaya dari rumah dengan menulis. Tetap bisa berkarya dan berpenghasilan meskipun di rumah saja. Dengan menulis, stressing hilang cring-cring pun datang. Semoga kita semua dapat meraih sukses di bidang masing-masing ya, teman. 

Ohya, jangan lupa, saksikan live Teh Indari di grup Ibu-ibu Doyan Bisnis setiap hari jam 07.00 membicarakan tentang bisnis dan jam 16.00 wib mengenai kepenulisan.

Sukses terus Indscript! Selamat menuju usia remaja yang makin melek wawasan dan pengalamannya!


Indscript Creative 
www.indscriptcreative.com


Jl. PLN Dalam 1, No. 1/203 B, Cigereleng, Ciseureuh, Kec. Regol Kota Bandung Jawa Barat 40255





Referensi: 
https://www.kompasiana.com/indari
https://kumparan.com/humas-kota-bandung/indari-mastuti-mandiri-dan-berjuang-lewat-tulisan-1qw43O2vVtL/full
https://indscriptcreative.com/tentang-kami/


    


24 komentar:

  1. Teh Indari adalah salah satu mentor menulisku. Dan aku sangat terinspirasi pada Beliau. Senang membaca kisah lengkap Beliau di sini. Sungguh misi mulianya memberdayakan perempuan sangat berarti. Karena banyak perempuan di luar sana yang punya banyak talenta tapi bingung apa yang harus dilakukannya. Melalui Indscript dan jaringannya Indari Mastuti bisa menjembataninya. Semoga makin sukses Indscript!

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah ya, Mbal Qoty. Semua akan indah pada waktunya. Akhirnya Mbak Qoty menemukan passionnya sendiri di dunia menulis. Ayo, kembali semangat menulis cerita anak juga, Mbak.

    BalasHapus
  3. Huhuhu org macem apa aku yg menyebut suka nulis tapi belum banyak tahu tentang IIDN dan teh indari ini, abis ini aku kepoin deh biar gak kudet

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha apalgi awak dek una..
      Yang nulisnya masih level tk.
      Masih banyakan gak moodnya.
      Ngaku ide banyak, tapi realisasinya bikin tepok jidat.

      Malu akoh

      Hapus
  4. Ah, Teh Iin emang luar biasa banget. Saya kenal dari Teh Iin masih kuliah ampe sekarang orangnya tetep semangat dan inspiratif.

    BalasHapus
  5. MasyaAlloh kesulitan dan ujian memang menjadi awal untuk menuju keberhasilan ya k. Semoga Indscript kedepan lebih sukses dan bermanfaat bagi banyak orang aamiin

    BalasHapus
  6. menginspirasi sekali ya kisah perjalanan teh Indari..semoga menjadi manfaat untuk banyak orang dan buat kita kisah tsb bisa jadi motivasi dlm pemberdayaan diri sendiri. Amin YRA

    BalasHapus
  7. Masyaa Allah mbak, ceritanya sangat sangat menginspirasi.Kata kata yang aku suka adalah bangkit untuk bersinar. Masyaa Allah... Keren.

    BalasHapus
  8. IYa, membaca/tulisan itu mengubah pola pikiran. Teh Indari benar.

    Saya juga dari keluarga yang tidak harmonis. Malahan tidak seberapa diurus karena selalu sendirian di rumah. Buku yang mengajarkan saya tentang tata etika dan skill hidup.

    BalasHapus
  9. Banyak banget anggota komunitas ibu-ibu doyan nulis sampai ribuan.

    Hebat bisa menjaga awet anggota dan semangat para ibu tetap berdaya

    BalasHapus
  10. Aku baca profil ibu indari ini memginspirasi sekali. Banyak hal yang bisa aku pelajari dari dia. Jadi wanita itu harus hebat dan kuat. Semoga bisa seperti beliau.

    BalasHapus
  11. Aku pernah sekali ketemu sama Teh Indari, orangnya humble banget. Ga pelit ilmu juga senang banget bisa ketemu. Semoga Indscript semakin sukses dan bertambah banyak perempuan yang mendapatkan ilmunya :)

    BalasHapus
  12. Inilah yg di butuhkan bangsa ini di mana kita hrs bangkit. G ada lagi kata minder atau apalah itu

    BalasHapus
  13. Bangga bisa jadi member IIDN sejak tahun 2011 kalau ga salah.
    Saya sebenarnya punya kendala nomor 6. Ga bisa bebas izin kemana-mana kalau pas ada kegiatan. Hikz! Tapi ya dinikmati saja deh...

    BalasHapus
  14. Menarik Mba ulasannya. Aku senang di bagian akhirnya Mba berhasil mendalami passion di bidang kepenulisan dan berhasil menghasilkan satu buku antologi. Selamat yaaa.

    Setuju juga sama bagian kalau menulis itu memang trauma hilang. Aku mulai nulis dari 2013, tapi baru ngeh kalau tulisan bisa menghasilkan cring cring itu di tahun 2015. Wkwkwk. Butuh waktu lama, tapi setidaknya kemampuan nulisnya sudah terasah dulu kemudian menghasilkan

    BalasHapus
  15. Banyak penghargaanpositif yang diterima ya mba. Senangnya jadi menginpirasi kepada banyak perempuan ya mba

    BalasHapus
  16. Yang pasti mau belajar, konsisten dan fokus ini jadi bisa menjalani apa yang kita sukai dengan lebih happy ya mbak. Aku pun semenjak menulis merasakan lebih enak dan termasuk dalam pengalihan biar gak mikir yang negatif-negatif.

    BalasHapus
  17. Tak perlu rendah diri mbak, tetep SemangatCiee, karena akhirnya bertemu dengan passion menulis yang banyak memberikan manfaat ya

    BalasHapus
  18. Duh keren banget usaha dan pencapaian teh Indari ini. Benar-benar menginspirasi

    BalasHapus
  19. Teh indari ini memang sangat inspiratif ya mbak..
    Membantu memberdayakan perempuan dari rumah..
    Keren

    BalasHapus
  20. Menginspirasi sekali.
    Teh Iin membuktikan bahwa perempuan juga bisa memberikan kontribusi yang besar untuk masyarakat melalui dunia literasi.

    BalasHapus
  21. Kenal teh Iin sejak beliau suka kirim naskah ke penerbit tempat saya kerja, dan memang beliau orangnya pintar dan supel, semakin sukses saja dengan iidn dan inscriptnya, sukses selalu barakallah

    BalasHapus
  22. Mbaak samaaa akupun nikah sebelum lulus hehe. Sepakat dengan tips di atas. Btw aku juga kenal teh Indari. Bahkan sejak masih SMA, udah gabung di IIDN. Sosok wanita pekerja keras banget teh Indari :)

    BalasHapus
  23. Upgrade kemampuan diri memang penting sekali agar saat dirumah pengetahuan Dan ilmu Kita tidak cuma disitu situ aja

    BalasHapus