Demensia Alzheimer: Obati Pikun Dengan Mengenal Gejalanya Sejak Dini

Demensia Alzheimer: Obati Pikun Dengan Mengenal Gejalanya Sejak Dini


Pernah mendengar istilah demensia alzheimer? Sering dengar tapi tidak paham artinya? Yap, secara awam kita sering menyebutnya dengan pikun. Pada umumnya, penyakit ini diderita oleh lansia aka orang yang sudah lanjut usia. Namun, realitanya demensia alzheimer ini bisa juga loh hinggap pada tubuh orang yang masih di usia produktif. Yuk, kita bahas lebih lanjut. 

demensia alzheimer



Apa sih Demensia Alzheimer itu? 

Demensia atau lebih lengkapnya demensia alzheimer ini merupakan penurunan fungsi otak seperti menurunnya daya ingat dan kecepatan berpikir serta berperilaku. Keadaan seperti ini secara awam biasa kita sebut dengan istilah pikun. 

Umumnya yang kita tau bahwa penyakit pikun ini biasa dialami oleh orang yang telah lanjut usia dimana mereka kebanyakan butuh waktu lebih lama untuk mengingat atau lupa dengan apa yang dilakukan sebelumnya. Betul? Selama ini pun kita mengira bahwa pikun itu lumrah dialami oleh lansia. Namun ternyata penyakit pikun ini bukanlah hal yang normal dalam proses penuaan, lho. So, demensia alzheimer ini bisa dicegah dengan cara deteksi lebih dini serta perilaku hidup sehat. 

Cara Mencegah Demensia Alzheimer 

Lebih baik mencegah daripada mengobati. Sounds familiar? Yup. Penyakit apapun itu selagi bisa dicegah ya lebih baik dicegah. Diantara upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah demensia alzheimer yakni: 
  1. Menjaga kesehatan jantung
  2. Bergerak, berolahraga produktif
  3. Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
  4. Menstimulasi otak, fisik, mental, spiritual
  5. Bersosialisasi dan beraktivitas positif
Seringkali kita menyangka pikun itu sama dengan pelupa. Yap, sekilas terlihat tidak ada bedanya. Namun ternyata ini berbeda, lho. 

Apa, sih bedanya pikun dengan pelupa? 


beda pelupa dengan pikun
Capture materi dari dr. S. B. Rianawati, Sp. S (K)


Nah, kamu termasuk pelupa atau pikun, nih? 

Yuk, kenali gejala pikun!

  1. Gangguan daya ingat atau sering lupa
  2. Disorientasi, bingung akan waktu (hari, tanggal), tidak tahu jalan pulang
  3. Menarik diri dari pergaulan
  4. Perubahan perilaku dan kepribadian
  5. Sulit melakukan pekerjaan yang familiar, seperti pekerjaan sehari-hari, mengemudi kendaraan, mengatur keuangan
  6. Sulit mengukur jarak, tidak dapat membedakan warna
  7. Sulit fokus
  8. Gangguan berkomunikasi, seperti kesulitan berbicara
  9. Salah membuat keputusan
  10. Menaruh barang tidak pada tempatnya

Siapa aja sih yang beresiko terkena Alzheimer?

Ya sebenarnya sih, namanya penyakit sudah barang tentu bisa menyerang siapa saja. Tergantung bagaimana kondisi tubuh kita dan bagaimana pula pola hidup kita selama ini. Karena pola hidup yang tidak sehat pun berpengaruh besar pada penurunan fungsi otak kita (demensia). 

Jadi, demensia alzheimer ini bisa terkena pada orang yang lanjut usia, penderita diabetes melitus yang tidak terkendali, juga hipertensi. Ternyata oh ternyata, alzheimer ini bisa juga lho menyerang orang yang masih relatif muda. Mereka yang ada riwayat disfungsi thyroid, kegemukan, depresi, merokok, kurang olahraga serta pengaruh obat-obatan. So, mulai saat ini lebih baik mencegah dengan menerapkan pola hidup sehat, ya. Pasti nggak mau kan saat mulai berumur nanti kita sampai lupa dengan cucu sendiri, dan merepotkan anak-cucu? Semoga kita semua sehat, ya. 

Aplikasi E-Memory Screening Untuk Indonesia

Nah, bertepatan dengan Festival Digital Bulan Alzheimer Sedunia yang diselenggarakan pada bulan September ini PT EISAI Indonesia pun Anniversary yang ke-50. Perayaannya dengan mengadakan seminar online yang dihadiri oleh ratusan dokter, masyarakat awam dan awak media via zoom pada 20 September 2020 lalu. Alhamdulillah saya senang sekali berkesempatan hadir disana sehingga bisa mengetahui lebih banyak mengenai demensia alzheimer, gejala dan cara pencegahannya. 

Salah satu cara mencegah agar kelak tidak pikun adalah dengan deteksi dini. Pas banget nih, PT EISAI meluncurkan sebuah aplikasi untuk screening awal apakah kita ada gejala yang menjurus kepada demensia ataukah tidak? 



Aplikasi yang diberi nama E-Memory Screening ini merupakan karya anak bangsa yang dibuat dengan tujuan untuk menanggulangi demensia. Aplikasi ini milik PERDOSSI yang disupport oleh PT EISAI Indonesia. Keren banget ya, kepikiran untuk membuat aplikasi semacam ini agar dapat mengurangi tingkat penderita demensia alzheimer di masa mendatang. 

Aplikasi EMS ini memiliki tiga fitur utama yakni ada banyak artikel edukasi mengenai demensia, ADB-INA Skrining serta daftar Rumah Sakit yang memiliki klinik memori  dan dokter spesialis neurologis yang praktek. 

Melalui aplikasi ini, kita bisa mendeteksi diri kita sendiri, apakah sudah ada gejala demensia ataukah belum. Selain itu bisa juga mendeteksi orangtua kita. Om, tante, kakek, nenek juga bisa, loh. Agar kita tahu sejak awal, jika sudah ada gejala, bisa langsung konsultasi untuk memperbaiki atau menanggulangi agar tidak semakin parah. 

So, segera deh download aplikasi ini. Cari aja di playstore dengan kata kunci EMS - Sahabat maka akan muncul aplikasi E-Memory Screening dan bisa diunduh serta dipergunakan sebagaimana mestinya. 

Stay safe, stay healthy everyone.... 




10 komentar:

  1. Seneng ya Mba ikut webinarnya, saya sendiri auto ngecek memori pakai aplikasi EMS itu Alhamdulillah memori saya masih baik2 aja, padahal kadang suka lupa di mana naro remote control haha

    BalasHapus
  2. Resiko pikun mengintai siapa saja ya.
    Semoga kita semua senantiasa sehat.
    Makasi sharing-nya mba

    BalasHapus
  3. Ternyata bisa di cegah sejak dini ya mbak penyakit alzheimer ini. Keren nih ada alat E memory screening, jadi bisa deteksi dini diri sendiri dan keluarga kita, yang sering tu kadang lupa naruh barang. Jadi penasaran nih buat unduh aplikasinya.

    BalasHapus
  4. Hmmm.. pantas yah uwak dan para sesepuh Orangtua gak semuanya pikun, hanya ada satu atau dua orang padahal usianya sama dengan yang lain.

    Sepertinya saya masuk ke kategori pelupa akut Mba 😂😅

    BalasHapus
  5. Wah berguna juga sekarang ada aplikasi semacam itu untuk mencegah dan mengatasi demensia. Orang tua saya saya kasih buku teka-teki silang dan buku terapi mewarnai (yang dulu pernah ngetren) untuk merangsang otaknya. Saya pernah baca artikel, aktivitas mengasah otak bagus juga untuk mencegah demensia alzheimer. Tentu saja harus diimbangi olah raga, gizi, dan pikiran positif supaya tidak stres. Terakhir yang tak kalah pentingnya adalah berdoa dan beribadah sesuai kepercayaan masing-masing.

    BalasHapus
  6. Wah webinarnya keren banget nih sayang saya nggak ikutan. Trus aplikasinya juga pastinya membantu banget ya buat mendeteksi gejala pikun

    BalasHapus
  7. Canggih ya udah ada aplikasi pendeteksi demensia. Keren banget. Buatan anak negri pula

    BalasHapus
  8. Keren euy, ada juga ya aplikasibbuat cek alzheimer dan demensia.
    Salut

    BalasHapus
  9. pelupa dan pikun beda ya ternyata. di masyarakat kita, orang pelupa suka dikatain pikun ya mbak... bisa dicoba nih aplikasi buat cek alzheimer dan demensianya buat ortu di rumah

    BalasHapus
  10. Menarik sekali kak bisa cek alzheimer dan demensianya di aplikasi. Mencegahnya sering baca Al Qur'an juga membantu agar di hari tua tidak pikun kak.

    BalasHapus