Akses Kesehatan Inklusif Bagi Penyandang Disabilitas Termasuk Orang Dengan Kusta

 Sudah pernah mendengar tentang penyakit kusta? Tentu sudah tak asing lagi yaa bagi kita. Namun apakah kita semua benar-benar paham seperti apa sih penyakit kusta itu? Atau, kita hanya tahu bahwa kusta itu penyakit yang mudah menular? 

Bagaimana pula pelayanan kesehatan di negara kita terhadap orang dengan kusta maupun penyandang disabilitas lain? 


Yuk, kita bahas lebih lanjut... 

Alhamdulillah pekan lalu saya berkesempatan menyimak secara langsung pemaparan di channel KBR mengenai hal ini. 

Masya Allah... Dapat banyak insight baru. 

Sebelumnya, kita bahas dulu yuk, bagaimana sih penyakit kusta itu?

Tentang Kusta

Penyakit kusta atau yang biasa disebut lepra ini memang termasuk jenis penyakit yang cukup langka. Kasusnya di Indonesia pun kurang dari 15.000 kasus per tahunnya. 

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini memerlukan waktu 6 bulan sampai 40 tahun untuk berkembang di dalam tubuh. Itulah mengapa terkadang gejala kusta baru muncul 1 sampai 20 tahun setelah bakteri menginfeksi tubuh pengidap. 

Gejala yang dialami 

Gejala yang umum terlihat pada pengidap kusta yakni bercak-bercak berwarna terang atau kemerahan di kulit disertai dengan berkurangnya kemampuan merasa, mati rasa dan lemas pada tangan dan kaki. 

Terkadang orang juga mengalami nyeri sendi, cedera saraf atau penurunan berat badan. 

Pencegahan Agar Tidak Tertulari Kusta

Lebih baik mencegah daripada mengobati. Tentu untuk hal ini kita sepakat, bukan? 

Maka ada baiknya kita melakukan pencegahan agar tidak tertular penyakit kusta ini. Yakni dengan cara: 

  • Menjaga daya tahan tubuh
  • Perhatikan ventilasi lingkungan sekitar
  • Hindari bepergian ke daerah endemik kusta
  • Jika ada keluarga yang mengalami kusta, ingatkan untuk mengonsumsi obat hingga sembuh
  • Pakai masker dan menjaga kebersihan
Penyakit kusta ini termasuk penyakit berbahaya karena bisa menyebabkan kecacatan jika tak dirawat dengan benar. Serta bisa menular melalui uap air atau percikan udara. Namun bukan berarti jika bersentuhan dengan orang kusta serta merta tertular, ya. Tentu tidak demikian. 

Bahkan ibu hamil dengan kusta pun tidak menularkan kepada bayinya. Dan pasangan yang mengalami kusta pun tidak menularkan melalui hubungan intim. Namun, waspada tetap diperlukan agar kita semua senantiasa sehat, ya. 

Pengobatan Bagi Penderita Kusta

Penyakit kusta ini merupakan penyakit yang serius dan berbahaya. Namun kabar baiknya, bisa disembuhkan dengan terapi obat selama 6-12 bulan. Penanganan lebih awal pun bisa menghindarkan penderita dari cacat fisik. 

So, jika ada dari orang sekitar kita yang mengalami kusta ini, support terus agar rutin mengonsumsi obat dan periksakan diri lebih awal begitu muncul gejala. 

Akses Kesehatan Inklusif Bagi Penyandang Disabilitas dan Orang Dengan Kusta


Inklusif bisa diartikan sebagai penyamarataan. Secara bahasa inklusif ini berarti masuk di dalamnya. Maka akses kesehatan inklusif berarti akses kesehatan yang sama baiknya antara penyandang disabilitas dan orang dengan kusta dengan orang normal pada umumnya. 

Tak layaklah jika ada perbedaan pelayanan kesehatan di ruang publik hanya karena penyakit kusta mudah menular. Padahal yaa tidak semudah itu juga kok penularannya. 

Jika perbedaan pelayannya terletak pada prioritas, seperti penyandang disabilitas tuna daksa, tuna wicara dan lain sebagainya yang lebih diutamakan untuk dilayani, saya rasa itu hal yang wajar. Karena di berbagai area publik ada pemrioritas semacam itu. Dan itu tujuannya baik. 

Maka sekali lagi ditekankan, kita tidak perlu takut atau malah mengucilkan penyandang disabilitas terutama orang dengan kusta ini. 

Justru sebaiknya kita rangkul, kita support agar mereka mempunyai harapan yang tinggi untuk sembuh. 

Semangat sehat semua...
Stay safe, stay healthy yaa!





0 komentar:

Posting Komentar