Tampilkan postingan dengan label persahabatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label persahabatan. Tampilkan semua postingan


 

Merekalah temanku. Dulu, kini dan nanti. 

Meski raga ini telah terpisah jarak dan waktu. Begitu jauh, begitu lama bahkan untuk sekedar bersua bertatap muka pun sulit apatah lagi berbagi rasa, berbagi duka, lara hingga tawa. 

Namun, kenangan itu kan slalu ada. Tertanam kuat di hati. Menaburkan asa hingga terlangitkan doa. Selalu, untuk kalian semua. Teman, sahabat rasa saudaraku. 

Sudah lama aku ingin menuliskan ini. Kisah tentang sahabatku saat di bangku kuliah. Teman yang baru kukenal 12 tahun belakangan. Teman yang membuat hidupku makin berwarna. Membuatku mengenal beragam seni kehidupan. Yang tak kutemui sebelumnya.

Masa Pengenalan

Di tahun pertama kuliah aku masih lugu. Gadis berkacamata yang amat taat peraturan. Berangkat ke kampus paling pagi, gak pernah mau terlambat. Setoran tahfidz tepat waktu. Jarang keluar asrama. Hidupku begitu lurus kala itu. Lempeng aja kaya jalan tol haha. 

Hingga di tahun kedua aku mulai mengenal kalian. Tak perlu kusebutkan satu per satu, ya. Next time akan kutuliskan di laman yang berbeda. 

Berangkat kuliah mulai santai, agak siang. Bahkan tak jarang aku terlambat masuk kelas. Entah kenapa aku rela aja ngelakuin hal itu. Padahal sejak zaman sekolah MTs hingga MA aku gak pernah mau terlambat, selalu berangkat pagi. 

Bersama kalian, aku enjoy ngelakuin itu. Beberapa kali bolos setoran tahfidz. Sering main keluar asrama, bahkan mulai aktif dalam kegiatan organisasi. 

Oh, masa kuliahku begitu berwarna bersama kalian. Benar-benar indah. Aku jadi tahu bagaimana rasanya menonton film di bioskop, menikmati pelayanan salon, hingga menapaki banyak kawasan Jakarta. Kalo aku gak bersama kalian, mungkin aku akan terus jadi mahasiswi yang kudet, lugu, culun dan gak tahu apa-apa mengenai dunia luar. 

Betapa ternyata di luar sana banyak hal baru yang tidak kita ketahui. Maka selamilah segalanya. Cobalah memandangnya dari berbagai perspektif. Agar tetap bisa bijak mengambil hikmah meski dari hal terburuk sekalipun.

Positif atau Negatif? 

Mungkin, kalian yang baca tulisanku ini akan menganggap pertemanan ini justru membawa ke arah negatif. Mereka membawa pengaruh buruk padaku. Betul?

Bisa jadi iya, bisa pula tidak. 

Sebab mengenai hal ini, mereka sudah sering mengucapkannya. Karena kami memang menghabiskan banyak waktu bersama, ber-delapan. Kemana-mana bersama, bahkan terlambat masuk kelas pun bersama. Berisik di kelas, sudah biasa. Meski aku seringkali menjadi pendengar saja. 

Seperti yang kubilang sebelumnya, lihatlah dari berbagai perspektif. Pertemanan kami ini, jika dilihat sekilas memang seperti membawa pengaruh negatif. Namun sejatinya, tetap lebih banyak positifnya aku berteman dengan mereka. 


Rela menempuh jarak jauh demi menghadiri hari bahagiaku

Boleh aku jabarkan disini? Plus-minus dalam pertemanan kami

  • Berteman dengan mereka, aku jadi lebih banyak belajar. Belajar bersosialisasi, bagaimana sebaiknya bersikap menghadapi berbagai macam karakter kami yang berbeda-beda
  • Masing-masing dari mereka punya kelebihan. Yang kan mereka ajarkan padaku saat aku butuh. Begitupun sebaliknya
  • Dari mereka aku belajar kekompakan. Saling bantu, saling traktir gantian, saling menghibur satu sama lain
  • Bersama mereka, lingkaran pertemananku makin meluas. Jaringan temanku makin banyak dan beragam
  • Mereka teman yang setia. Selalu melindungi. Dan selalu membela jika memang butuh dibela
  • Aku jadi lebih mengenal dunia luar. Banyak berpetualang ke tempat wisata hingga pelosok Jakarta

Minusnya memang diriku pribadi jadi lebih longgar memegang nilai disiplin belajar yang selama ini kupegang. Sering datang terlambat di kelas, bolos setoran tahfidz hingga bermasalah dan berujung tidak khatam. Tak apa. 

Toh, ilmu Allah itu luas. Tidak hanya di bangku kuliah. Kita juga perlu belajar ilmu kehidupan. Ilmu bersosialisasi. Membaur dengan semua kalangan. Dan mereka memang mendominasi, cocok, klop lah dengan aku yang justru perlu sosok orang lain untuk mengarahkan. 

Meskipun karena terlalu mendominasi nya, kami pernah berselisih paham karena aku dan dua temanku kekeuh dengan paham kami. Dan mereka kekeuh dengan pendapat mereka. Akhirnya 'geng' kami terpecah selama beberapa waktu. 

Namun di akhir kami kembali bersama. Dan setelah wisuda, kami rekreasi ke tempat wisata terdekat untuk perpisahan karena harus kembali ke kota masing-masing. Sediiihhh 

Selamat jalan kawan, semoga keberkahan senantiasa tercurah dalam hidup kalian. Sehat selalu, ya. Sukses dengan jalan masing-masing. 

Terimakasih telah memberi warna di hidupku. Yang begitu berarti hingga kini. Pengalaman dan pengetahuan yang kudapat dari kalian berguna untuk hidupku saat ini. Meski kita jarang bertegur sapa, namun nama kalian selalu kusebut dalam doa. 

Yang pada akhirnya berbagai pengalaman kita begitu membekas di hatiku. Tersimpan rapi dalam satu folder khusus, utuh dan selalu memutarkan kenangan yang membuatku tersenyum saat mengenangnya.

Kalo kalian baca ini, ingatkah dengan lagu ini? 

Kamu sangat berarti 
Istimewa di hati
Slamanya rasa ini

Jika tua nanti kita tlah hidup masing-masing
Ingatlah hari ini

Ketika kesepian menyerang diriku
Gak enak badan resah tak menentu
Kutahu satu cara sembuhkan diriku
Ingat teman-teman ku

Don't you worry
Just be happy
Temanmu disini 
(Project Pop) 

 

Niat banget foto di studio (dok.pri)

Jujur, aku rindu.

Rindu kebersamaan kita.

Tawa renyah kalian, ngocolnya kalian, nasihat kalian. 

Aku rindu semua tentang kalian. 








Tulisan ini diikutsertakan dalam 30 days writing challenge Sahabat Hosting