Mom, istirahatlah sejenak
Jika kau merasa lelah mendiamkan tangis anakmu yang semakin parah

Mom, istirahatlah sejenak
Jika kau merasa perlu memanjakan tubuhmu yang terasa kaku

Mom, istirahatlah sejenak
Dari segala rutinitas harianmu yang hanya itu-itu

Mom, istirahatlah sejenak
Aduk dan sesaplah secangkir tehmu yang telah kau biarkan dingin

Istirahatlah sejenak, Mom!
Dari kubangan kotoran yang setiap hari menemani harimu

Istirahatlah sejenak, Mom!
Pesan saja makanan melalui ojek online demi memenuhi lapar dan dahagamu

Istirahatlah sejenak, Mom!
Pergilah rekreasi, hirup udara sejuk, pejamkan mata dan rasakan belaian angin sepoi yang lama tak kau rasa

Biarkan anak-anakmu bermain dengan Om, Tante, kakek, nenek atau ayahnya

Mom, jika kau merasa ada yang berbeda dari dirimu
Ada yang berbeda dari sikap anakmu
Ada yang berbeda dari sikap suamimu
Ada yang berbeda dalam pengendalian emosimu
Maka beristirahatlah sejenak

Ambil air wudhu
Gelar sajadahmu
Tundukkan kepalamu
Mengadulah!

Mengadulah hanya kepadaNYA
Biarkan tetes airmatamu jadi saksi
Bahwa hanya sabar dan sholat yang jadi penolongmu.

Mom, istirahatlah sejenak
Biarkan Tangan Tuhan memelukmu
Untuk memberimu kekuatan

Istirahatlah sejenak, Mom!
Hanya sejenak
Karena mereka membutuhkanmu.
Amat membutuhkanmu.

Pondok Petir, 27 Februari 2019
(Ditulis setelah anak-anak menginap di rumah tantenya selama satu malam dua hari. Rumah sepi tanpa mereka, berasa lagi istirahat jadi Ibu)

Baca juga: Kelamku


Sulungku
Kau begitu istimewa.
Pembelajar sejati
Selalu ingin tahu 
Tak pernah merasa puas akan ilmu.

Hatimu begitu lembut, begitu sensitif.
Mudah terluka, mudah pula mengerti.

Maafkan kami, orangtuamu.
Di usiamu sedini ini harus belajar berbagi
Berbagi kasih dan sayang, jua perhatian.
Belum sampai tujuh tahun umurmu
Harus kau mengerti dan memahami
Kehendak kami yang tak jarang berunsur paksaan.

Kebaikanmu tulus,
Ketulusanmu utuh.
Tak lelah meminta, pun tak puas menerima.
Pandai menepati janji, lagi punya pendirian.
Meski seringkali ketakutanmu mengalahkan akal sehat.

Sulungku,
Tetaplah selalu bersinar
Dengan segala keterbatasan kami membimbingmu.

Ingatkan kami,
Jikalau kami tak tepati janji.

Pondok Petir, 21 Februari 2019
Di suatu siang yang sendu. 


Baca juga: Duhai Mama


Hai....hai....halloo.... ☺
Baper gak nih baca puisi di atas? 

Semoga pesan yang tersirat di dalamnya dapat tersampaikan, yaaa. 

Enggak tahu kenapa nih, belakangan ini diriku lagi baper, jadi bawaannya pengen menjahit frasa mulu, untuk mengungkapkan apa yang terpendam. Mau nulis artikel, padahal bahan mah udah ada, ide juga ada, tapi kok ya berat mau mengeksekusi. hufth. 

Balik lagi ke surat cinta, ya. 


Surat Cinta Untukmu, Sulungku. 


Puisi alias surat ini kutuliskan untuk membuat jejak. Mungkin suatu saat ketika Sulungku sudah bisa membaca ia akan membaca tulisan ini. Agar ia tahu bahwa diriku begitu menyayanginya. 


Kadang, aku menangis mengingat nada suaraku yang seringkali meninggi kala polah tingkahnya aktif. Kupandangi matanya yang terlelap, begitu ia berbesar hati menerima diriku sebagai ibu terbaiknya. Yang kadangkala membentaknya, bahkan memberikan cubitan kecil di lengannya. Pun tak jarang aku menghukumnya, saat kesalahan yang sama terulang. 

Beberapa kali kudengar suara protes darinya, kenapa hanya ia yang diingatkan sedangkan adik tidak? 

Bagaikan petir di siang bolong. Aku menangis dalam diam. Ya, aku telah salah. Maafkan aku, Maafkan ibumu, anakku. 

Saat hatiku terluka, kaulah yang menghiburku. Kau katakan, "Jangan menangis Ibu, bila dirimu menangis aku juga akan menangis." Bila hatiku gundah, kau hanya mendiamkanku. Memberiku ruang untuk sendiri, tanpa pernah menggangguku. 

Betapa di usiamu yang sedini ini, kau pandai memahami. Mengerti jika hidup tak selalu bahagia. Adakala lara, duka dan airmata mewarnainya. Betapa kami bahagia memilikimu. 

Ketahuilah anakku, diriku begitu menyayangimu. Izinkanlah kami belajar menjadi orangtua yang baik bagimu. Temanilah proses ini, karena sejatinya kamilah yang banyak belajar dari dirimu. 

Terima kasih Tuhan, Kau kirimkan malaikat kecil di keluarga kami. 

Baca juga: 9 Rekomendasi Mainan Anak Yang Unik dan Mengedukasi
  








Tanpa kusadari
Begitu banyak kelam
Memasuki syaraf pikirku
Hingga hari ini

Betapa aku lemah jika dibandingkan dengan mereka
Aku tak sekuat itu.

Kini ku menyadari
Setiap orang kan punya arti
Melalui hidup yang penuh misteri
Pun kesakitan yang tak terperi

Berapa kali sudah telinga ini mendengar
Kisah pilu wanita bermata nanar
Mengungkap kenyataan yang menggelegar
Sungguh, hatiku begitu bergetar

Kelamku, sungguh berbeda dengan kelammu
Kisah pedihku hanya seujung kuku episode berdarahmu
Setiap kita melewati jalan terjal yang tak pernah sama
Bersabarlah
Kau wanita kuat

Sepahit apapun takdir kehidupan yang harus ditelan
Ingatlah
Kita punya Allah Yang Maha Besar
Panjatkan doa, langitkan pinta

Tetap tegar bertahan setegar karang
Kelak, kau kan memetik buah kesabaran yang kau tanam
Jika tak di dunia,
Di akhirat kelak kau bahagia, aman, nyaman di sisi-Nya.

Baca juga: Menari Dalam Gelap 

Pd. Petir, Februari 2019
14.07 wib.



Duhai Mama,
Mengapa dirimu begitu banyak berbicara
Padahal akupun tak memahaminya

Duhai Mama,
Mengapa dirimu begitu sering menegurku
Padahal aku hanya salah satu kali

Duhai Mama,
Mengapa dirimu menyuruhku mengalah?
Padahal adiklah yang bersalah

Duhai Mama,
Mengapa dirimu selalu mendahulukan adik?
Padahal akulah yang lebih dulu lahir

Duhai Mama,
Mengapa dirimu mudah marah?
Padahal adik hanya sedikit berdarah

Duhai Mama,
Mengapa dirimu tak berhenti menyuruhku mandi?
Padahal aku hanya ingin sedikit bersantai

Duhai Mama,
Mengapa dirimu selalu minta waktu sebentar?
Padahal aku hanya ingin bersandar

Duhai Mama,
Mengapa dirimu selalu memasak lauk kesukaan adik?
Sementara aku jenuh memakan yang sama dengannya

Duhai Mama,
Mengapa dirimu selalu memintaku melihat adik?
Padahal akupun ingin dilihat

Duhai Mama,
Mengapa dirimu telah jarang menuruti inginku?
Katamu karena aku sudah besar
Aku mesti bersabar

Padahal Ma,
Bukankah aku telah lama bersabar?
Aku selalu dinomorduakan

Telah lupakah dirimu?
Ma, akulah yang pertama mengisi hari-harimu.

Duhai Mama,
Aku rindu dipelukmu
Aku rindu disuapi olehmu
Aku rindu dibelaimu
Aku rindu dipangku

Aku rindu masa kecilku.

Suatu saat nanti
Ingatlah Ma,
Ulahku bukan karena ulahku,
Itu karenamu.

Duhai Mama...

Baca juga : Asbab Cinta 


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Mohon maaf saya baru nulis lagi untuk blog ini. Karena ada kendala satu dan lain hal, yang salah satunya karena saya harus berkunjung lagi ke RSIA Vitalaya ini. Lho, ngapain? Kontrol pasca kuret. 😊

Padahal kuretnya mah sudah sejak tanggal 08 Desember 2018 lalu. Trus, kenapa baru kontrol sekarang? Ya, harusnya kontrol tanggal 14 Desember, namun ketika saya datang sesuai jadwal ternyata Dr. Della tidak praktek hari itu karena ada tindakan. Kenapa pasien-pasien yang sudah membuat janji tidak diberi kabar? Menurut resepsionis, harusnya mereka, pihak rumah sakit menelpon pasien satu per satu namun karena telpon rumah sakit rusak sehingga mereka tidak bisa memberi kabar. Ya tapi kalau seperti ini, kan kami jadi bolak-balik. Akhirnya membuat janji bertemu lagi, dapatnya tanggal 21 Desember 2018, satu minggu kemudian.

Namun, pada tanggal 21 Desember 2018 itu, bertepatan dengan rombongan keluarga mertua dan kakak ipar datang dari Demak Jawa Tengah sehingga saya urung kontrol ke rumah sakit. Sehingga tertunda lah hingga pada awal januari 2019 saya baru mendaftar lagi dan dapat giliran kontrolnya tanggal 10 januari. Mantap, kan?

TIDAK ADA WEBSITE 

Dulu, pertama kali tahu RSIA Vitalaya ini berdasarkan rekomendasi dari seorang teman suami yang tinggal tak jauh dari lokasi. Menurut beliau, di RS Vitalaya ini 'enak', biayanya pun cukup terjangkau. Apalagi jika dibandingkan dengan RS Buah Hati Pamulang yang notabene biayanya cukup tinggi.


Sebenarnya saya pribadi sudah merasa amat cocok dengan Dr. Della ini sehingga sulit untuk berpindah ke lain hati. Meski di sebelah bangunan gedung RSIA Vitalaya ini ada klinik praktek Dr. Imelda yang notabene 'bagus' juga pelayanannya, namun yaa ini masalah hati. hihihihii

Namun, sayangnya RSIA Vitalaya ini tidak ada websitenya sehingga sedikit menyulitkan pasien maupun calon pasien yang ingin mengetahui kapan aja hari jadwal praktek Dokter-dokter yang ada di RSIA Vitalaya ini. Maka berdasarkan minimnya data digital mengenai ini akhirnya saya memutuskan menuliskan jejaknya disini. Semoga dapat membawa manfaat, ya.





JADWAL PRAKTIK DOKTER 


dokumentasi pribadi

Dr. Severina Adella Tobing, Sp.OG atau yang lebih dikenal dengan Dr. Della, beliau memang salah satu Dokter favorit disini. Jadwal beliau yang hanya ada di hari senin, selasa, kamis, jumat dan minggu membuat pasien yang mau membuat janji konsultasi harus rela mengantri alias menunggu sampai seminggu lamanya.

Dan sayangnya lagi, untuk membuat janji bertemu dengan Dr. Della, harus daftar dengan cara datang langsung ke RSIA Vitalaya. Tidak bisa mendaftar melalui telpon. Harus datang langsung meskipun diwakili suami, adik, keponakan, atau siapapun. Ini salah satu kekurangannya disini, sih. Jadi adanya nomor telpon itu untuk apa? jika memang pasien tidak bisa mendaftar melalui telpon. 

Namun, meskipun kita menunggu lama hanya untuk bertemu Dr. Della, fasilitas tunggu cukup nyaman, kok. Ada banyak bangku tunggu di ruang tunggu Dokter, di lobi juga banyak kursi sofa yang nyaman. Musholla juga cukup besar ada di lantai lima. Cuma, jika ingin makan siang harus keluar area RS karena di dalam RS hanya ada penjual makanan camilan dan minuman saja. 

Alamat RSIA Vitalaya

Jl. Raya Siliwangi Pondok Benda Indah No.1 
Pamulang Tangerang Selatan
Telp: 021-74703313 / 021-7497195


Berikut saya lampirkan juga daftar biaya tindakan di RSIA Vitalaya



dokumentasi pribadi

Baca juga: 9 Rekomendasi Mainan Anak Yang Unik dan Mengedukasi


Demikianlah sedikit informasi mengenai pendaftaran di RSIA Vitalaya. Ohya, sedikit tambahan informasi, bahwa saat ini ada kenaikan tarif untuk USG 2D yang biasanya Rp. 120.000,- sekarang naik menjadi Rp. 140.000,- tapi itu semua udah termasuk biaya konsultasi dengan Dokter. Jadi bisa nanya-nanya sepuasnya dengan dokter, ya. Siapin aja pertanyaan dari rumah, seperti saya. Ya, biar informasi yang kita dapatkan lebih lengkap. Betul, gak? 😃


Sekian dari saya.

Salam hangat, 


Qoty Intan Zulnida 


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Selamat terus bersemangat di awal tahun yang baru ini, yaaa sahabat Bunda semua.... ☺

Mohon maaf, karena cerita part 2 tentang vonis blighted ovum yang saya alami harus tertunda selama dua minggu lebih dikarenakan laptop yang tidak bisa nyala. Setelah laptop bisa nyala, keluarga besar dari Demak datang ke tanah rantau, adik-adik yang tinggal di Tangerang juga ngumpul disini. Semua liburan akhir tahun dan melewati pergantian tahun di Depok, alhamdulillah.

Nah, hari ini aku baru bisa lanjutin cerita yang lalu. Bagi yang belum baca part 1, baca dulu, ya

Disini: Vonis Blighted Ovum Mengalihkan Duniaku Part 1

Sudah baca part 1 nya, kan? Yuk, kita lanjutin ceritanya.


Pada hari senin, tanggal 12 November 2018 aku dan suami kembali melakukan tes USG di RS Vitalaya Pamulang dengan Dr. Severina Adella Tobing yang lebih dikenal dengan Dr. Della. Ketika diperiksa oleh Dr. Della, beliau juga mengatakan hal yang sama dengan yang telah disampaikan oleh Dr. Imelda dua hari sebelumnya. Bahkan Dr. Della mencoba mencari keberadaan janin melalui USG 4D, namun tetap tidak ditemukan. Ya, aku divonis Blighted Ovum oleh dua dokter spesialis kandungan. Kebayang, betapa hancur hatiku??


Foto hasil USG dengan Dr. Della di RS Vitalaya, 12-11-2018 

Namun, Dr. Della menjawab dengan gamblang setiap pertanyaan yang keluar dari bibirku. Kenapa kehamilan ini bisa kosong? Apa penyebabnya? Padahal aku sudah menjaga asupan nutrisi selama hamil ini, kenapa bisa gagal juga? Kalo janinnya tidak ada, yang berarti aku gak hamil, kenapa aku masih merasakan mual yang hebat??








Berdasarkan penjelasan dari Dr. Della, Blighted Ovum ini umumnya disebabkan karena kualitas sel sperma atau sel telur yang kurang baik atau kelainan kromosom pada saat pembuahan. Karena kelainan tersebut terdeteksi lebih dini, maka sel gagal terbentuk menjadi janin. Padahal, lingkungan tempat janin bertumbuh sudah terbentuk. Kantong kehamilan ada, plasenta ada, hormon kehamilan pun sudah meningkat namun janinnya gagal tumbuh. Itulah mengapa, seorang ibu yang mengalami Blighted Ovum tetap merasakan tanda-tanda kehamilan seperti pada umumnya. Mual, pusing, lemas atau gejala-gejala yang lain.

Kondisi Blighted Ovum ini dapat terdeteksi ketika usia kehamilan di angka 7-8 minggu. Seperti saya kemarin, saat USG, itu usia kehamilannya 8 minggu. Lalu, apa yang harus dilakukan jika mengalami kehamilan yang seperti ini? Tindakan yang harus dilakukan adalah mengangkat hasil konsepsi dari rahim atau yang biasa disebut dengan kuretase alias kuret.

Ketika aku bertanya apakah bisa tanpa kuret, misal dengan minum obat-obatan, gitu? Dr. Della menjawab tidak bisa karena dalam kasusku saat ini, kantong kehamilan sudah besar, yakni 3cm sehingga tetap harus dikuret. Airmata pun tak tertahankan, teringat suami dan dua anakku yang begitu menginginkan kehadiran seorang adik bayi.

USG yang kedua, hasilnya tetap sama. Kami pulang dengan kecamuk perasaan masing-masing. Duduk di mobil dalam diam, hanya buliran kristal bening yang bergantian menghiasi pipi.

Keputusan kuret belum keluar dari mulut suamiku. Beliau masih larut dalam kesibukan pekerjaannya dalam travel umroh, pun akhir november akreditasi SMK tempat suamiku mengabdi. Akupun tak berani mengungkapnya. Hanya mendekat dan mendekat kepada Rabbku yang kulakukan. Menepi dari segala hiruk-pikuk riuhnya medsos. Ya, aku menarik diri, tak seaktif biasanya. Merenungi apa hikmah yang coba Allah berikan padaku dan keluargaku kali ini.


Disaat kamu merasa sendiri, berdiamlah. Gelar sajadah, tempelkan dahimu di kain persegi panjang itu, luapkan segala emosi hanya kepada Rabb-Mu. Cobalah ikhlas menerima segalanya. Yakinlah sepahit apapun kenyataan yang kamu hadapi, selalu ada hikmah yang bisa dipetik, yang kan memberikan manfaat begitu besar padamu. Hanya yakin, Dia pasti tahu apa yang terbaik untuk dirimu. Karena yang terbaik menurutmu, belum tentu baik untukmu.  
Hingga di penghujung bulan november, setelah selesai semua urusan travel dan akreditasi, suami menanyakan kembali perihal kuret. Beliau mengajak ke RS Vitalaya kembali dan memantapkan diri untuk dikuret. Dan alhamdulillah, prosesnya berjalan lancar pada 8 Desember 2018.

Sebenarnya udah siap dikuret sejak awal Desember, namun sewaktu di awal Desember mendaftar untuk konsultasi dengan Dr. Della, selalu full sehingga baru mendapat jadwal konsul di tanggal 7 Desember 2018, hari jumat. Dan tindakat kuret dilakukan keesokan harinya, sabtu 8 Desember 2018.

Next time, sebaiknya tes TORCH dulu untuk mengetahui apakah ada infeksi virus ataukah tidak? Dan jika ingin hamil lagi di kemudian hari, alangkah baiknya jika diprogram dengan dokter kandungan agar kehamilan terjadi dalam kondisi siap, sehat jasmani dan rohani. Dan tidak lupa pula untuk menjaga pola hidup sehat.

Yah, itulah sekelumit curahan hati emak pejuang pregnant. ☺ Alhamdulillah, anak-anak pun sudah mengerti dan dapat menerima. Semoga kita semua senantiasa sehat, yaa sahabat bunda. Yang sedang hamil semoga kehamilannya lancar, sehat hingga persalinan. Aamiin.

Salam hangat,

Qoty Intan Zulnida



Jika sesuatu berjalan tak sesuai yang kau mau, yakinlah Tuhan tahu yang terbaik untukmu. Dia kan memberikan yang kau mau di waktu yang tepat. Maka bersabarlah dan menerima dengan lapang. Itu kunci ketenangan dan kebahagiaanmu saat ini. 

November Bulan Penuh Cinta

Bulan November adalah bulan cinta bagi keluarga kecil kami. Ya, karena di bulan ini kami menikah, tepatnya pada tanggal 20-11-2011. Tanggal cantik, bukan? 😍 Pun suami lahir di bulan ini juga. So, saat awal bulan cinta yang lalu kami mengetahui bahwa aku positif hamil, kekasihku bahagia tak terkira. Pun ketika diriku mengalami pusing dan mual yang tak biasa, ia begitu memanjakanku. Memenuhi segala kebutuhanku, menjaga asupan makanku, tak ketinggalan pula ragam varian buah-buahan tersedia di kulkas, pun begitu susu untuk ibu hamil.

Ya. Dia begitu excited. Begitu pula anak-anak kami yang amat merindukan kehadiran sosok adik kecil di antara mereka. Di tengah ujian yang ditujukan Allah kepada suami dalam tanggung jawab pekerjaannya, ia begitu bahagia mendapatkan hadiah dari Allah di hari ultahnya. Ia yang awalnya sedikit terbebani dengan masalahnya, menjadi lebih lapang dan ikhlas karena hadiah Allah ini.

Masya Allah, duhai calon janin di rahimku, kehadiranmu yang belum utuh saja mampu menaikkan level semangat dan keikhlasan menjalani ujian dari Illahi Rabbi. Terima kasih atas anugerah ini.

Lebih Menjaga Kehamilan Karena Pengalaman Buruk Tahun Lalu

Belajar dari pengalaman saat keguguran tahun lalu, maka begitu tahu diriku positif hamil, aku berusaha semaksimal mungkin untuk menjaganya dengan baik. Menjaga asupan makanan dengan makan gizi seimbang, banyak makan sayur, protein, buah dan minum susu untuk ibu hamil sebagai tambahan nutrisi. Selain itu aku juga menjaga agar tidak terlalu lelah beraktivitas, memperbanyak ibadah, tilawah Al-Qur'an, dan lain-lain. Tak lupa juga tidak minum obat Cytotec saat itu. 

Karena kehamilan sebelum-sebelumnya aku tak rajin USG dan tahun lalu aku mengalami keguguran,  maka aku berusaha untuk USG di awal kehamilan ini, untuk memeriksa apakah janin ini baik-baik saja?

Yah, meskipun pada saat hamil anak pertama dan kedua beberapa tahun lalu aku USG hanya dua kali setiap hamil dan anak-anakku baik-baik saja, nyatanya ini tak berlaku pada kehamilan calon anak ketiga tahun lalu. Ia harus gugur karena janin yang tak berkembang. Akan kuceritakan di lain waktu, Insya Allah.

Kembali lagi pada USG. Sebagai ibu yang pernah keguguran, pastinya tidak ingin hal itu terulang kembali, kan? Maka aku mengajak suamiku untuk USG. Awalnya kami berniat melakukan USG pada dokter Della yang praktek di RS Vitalaya Pamulang. Karena kami sudah nyaman konsultasi dengan beliau, inipun berdasarkan pengalaman saat keguguran tahun lalu.

Pada tanggal 10 November, hari sabtu kami berangkat USG. Namun karena hari itu jadwal Dr. Della telah full, maka kami sepakat mencoba USG di Dr. Imelda yang praktek di klinik tepat di samping kiri RS. Vitalaya. Konsep klinik tempat praktek Dr. Imelda ini terbilang unik karena tergabung dengan Baby Shop yang bertajuk "Baby Prince Care". Jadi nampak dari depan terlihat seperti hanya sebuah toko perlengkapan bayi, padahal di dalamnya ada klinik tempat praktek Dr. Imelda.

Begitu kami masuk, takjub sih karena tempatnya kece, homey dan rapi banget. Gak perlu ngantri lama juga untuk mendapatkan pelayanan terbaik. Dr. Imeldanya pun ramah, enak diajak konsultasi. Namun, karena saat itu aku keburu shock karena vonis Blighted Ovum oleh Dr. Imelda hingga aku tak sanggup mengeluarkan pertanyaan barang satupun mengenai kondisiku. Saat USG 2D, beliau menunjukkan adanya kantong kehamilan namun belum menemukan tanda-tanda adanya janin. Dilanjutkan dengan USG Transvaginal, namun tetap tidak nampak adanya janin, bahkan dicari di luar rahim pun tidak ada. Jatuhlah vonis Blighted ovum alias Kehamilan Kosong tersebut. 

Baca juga: Obat Cytotec

Foto hasil USG di klinik Dr. Imelda

Begitu keluar dari klinik, suami menanyakan apakah mau USG lagi di Dr. Della untuk memastikan keadaan rahimku. Akupun menyetujui dan kami masuk ke RS Vitalaya. Karena jadwal beliau hari itu sudah full, maka kami hanya mendaftar saja untuk check di hari senin tanggal 12 November. Hari itu kami pulang dengan perasaan yang campur aduk, hingga Shofa anak pertama kami beberapa kali menanyakan "Kenapa Bunda menangis?" saat dia melihat tetesan air bening yang jatuh di pipiku. Akupun tak kuasa menjawab pertanyaannya karena ia begitu ingin memiliki adik kecil lagi dan begitu bersemangat saat akan menemaniku USG, ingin melihat dede bayi, katanya. 😢

Bagaimana mau melihat dede bayi, lha bayinya aja gak ada? Hiks. Tuh, lihat di foto hasil USG-nya, gak ada gambaran janinnya, kan?

Belajar Menerima

Sesampai di rumah aku curahkan segala rasa, aku menangis sepuasnya, menumpahkan segala gejolak yang ada di hati. Begitu tenang, aku mengambil air wudhu dan sholat, mengadu kepada Allah, bertanya kepadaNYA apakah vonis dari Dr. Imelda itu benar? Ya, jauh di lubuk hatiku aku masih menginginkan keberadaan janin itu di dalam rahimku. Pikirku saat itu, seorang dokter bisa saja salah, kan?   


Bagaimana hasil tes USG  yang kedua bersama Dr. Della? Lanjut ke part. 2 yaaa.... 😊

Note: Ingin tau lebih lanjut apa itu obat Cytotec? Silakan klik link warna merah itu, ya. 


Salam Hangat,

Qoty Intan Zulnida