Penerapan Ngemil Bijak Dalam Keluarga
PSBB akan kembali diberlakukan di Jakarta dan sekitarnya pada 14 September mendatang. Jika kondisi ini seperti awal masa pandemi Maret lalu, akan kebayang betapa heningnya di jalanan. Kitapun kembali mengurung diri di rumah saja. Maka penerapan ngemil bijak dalam keluarga pun perlu lebih diperhatikan.
Pengalaman ketika awal pandemi Maret lalu, kami benar-benar #dirumahaja bahkan suami yang biasanya jarang di rumah pun saat itu full di rumah. Praktis aktivitas kami bertambah, kegiatan di rumah aja makin padat agar tidak jenuh dan imunitas terjaga. Dan saya sadari, aktivitas membuat camilan dan ngemil pun meningkat.
Dari mulai camilan ringan macam biskuit, wafer, dan sejenisnya hingga camilan berat seperti bolu, proll tape dan pizza. Semua coba diolah di dapur bersama anak-anak. Alhamdulillah bisa menambah bonding dan keterampilan anak-anak juga, sih. Si sulung yang baru berusia 7 tahun pun sudah bisa mengolah telur dadar. Yeay!
Memang ya, terkadang kebiasaan ibu akan menular atau terbawa ke suami maupun anak-anak. Termasuk kebiasaan ngemil ini. Etapi, jenis camilan yang disukai, tetap berbeda lho. Hihihi
Ngemil Bikin Gemuk
Ngemil ini merupakan kebiasaan saya banget, sejak sebelum menikah pun memang udah doyan ngemil. Karena bagi saya pribadi, ngemil dapat mengembalikan good mood, pun menghilangkan stress. Setiap terasa suntuk dan jenuh pun, saya larinya ke makanan dan camilan. Bahkan patah hati pun buat saya obatnya ya ngemil.
Tapi bener gak sih bahwa ngemil itu bisa membuat badan kita gemuk? Sepertinya itu tergantung genetis badan kita dan jenis camilan yang dikonsumsi, ya. Karena saya punya teman yang dia juga doyan ngemil dan lahap makan apa aja, tapi badannya tetap segitu-gitu aja. Tentu berbeda dengan saya yang agak gemuk karena emang doyan ngemil.
Sebenarnya ngemil itu bagus gak sih? Sehat gak, sih? Tentu terkadang kita bertanya-tanya seperti itu, yaa..
Beruntungnya saya dapat insight baru berupa tips #NgemilBijak dari webinar yang diselenggarakan oleh Mondelez dengan IIDN pada 22 Agustus lalu.
Tips #NgemilBijak Agar Tetap Sehat
1. Kenali isyarat tubuh, kenapa sih ingin ngemil? Karena memang lapar ataukah ingin mengembalikan mood? Nah, ini hanya tubuh kita sendiri yang bisa tahu, ya.
2. Memilih camilan yang tepat berdasarkan isyarat tubuh tersebut, dengan tetap memperhatikan porsi camilan dan waktu ngemilnya.
3. Perhatikan bagaimana proses ngemil itu sendiri dengan memaksimalkan semua indera kita dan mengenali kapan tubuh minta berhenti ngemil.
Nah, dengan menerapkan tips ngemil bijak ini maka kita bisa tetap ngemil dengan aman dan nyaman tanpa rasa bersalah terhadap tubuh kita.
Bagaimana Sih Ngemil Yang Baik Itu?
- Dilihat dari bahan utama dari komposisi camilan yang dikonsumsi. Baiknya low carbo, less sugar. Akan lebih bagus jika high protein, high fiber apalagi jika ngemilnya berupa buah segar yang dimakan langsung. Biskuit atau roti kemasan pabrik juga boleh dikonsumsi dengan memperhatikan ingredients-nya ya.
- Proses ngemilnya pun harus diperhatikan. Dinikmati pelan-pelan dikunyah sampai halus sehingga dapat dirasakan oleh seluruh indera kita. Dengan demikian ngemilnya dapat terjaga dan manfaatnya pun terdapatkan dengan baik. Baiknya sih jangan seperti saya yang ngemilnya sambil baca buku, nonton atau ngetik. Alhasil proses ngemilnya tidak dinikmati benar-benar tau-tau udah habis aja camilan setoples. Oh tidaakkk.. Jangan sampai terulang lagi, yaa. Tobat deh!
Kini, saya udah tahu bagaimana mestinya ngemil yang baik sehingga badan tetap sehat dan bugar. Tips #NgemilBijak ini pun mulai saya terapkan kepada keluarga saya. Bagaimana dengan kamu? Sharing yuk di kolom komentar.
"Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Ngemil Bijak yang diadakan oleh Ibu-Ibu Doyan Nulis"