www.pixabay.com


aku tak mengerti mengapa hati ini gundah

aku pun tak mengerti mengapa hati ini resah

entah....

serasa aku tak sanggup lagi berpikir jernih


aku butuh ketenangan

aku butuh ketegaran

aku butuh pegangan

dan aku butuh pijakan

agar aku mampu tuk tetap berdiri

menatap indah dunia

menerawang jauh cakrawala

menyongsong hari esok kan tiba..


aku tak mengerti mengapa dia jatuh

aku tak mengerti mengapa dia lara

entah....

serasa dia tak sanggup lagi berpikir jernih


dia butuh ketenangan

dia butuh ketegaran

dia butuh pegangan

dia butuh pijakan

agar dia mampu tuk tetap berdiri

menatap indah dunia

menerawang jauh cakrawala

menyongsong hari esok kan tiba..


aku, dia, bersatu.

aku, dia, berpadu.

coba satukan kata

coba satukan asa

coba satukan rasa

coba satukan pikir

coba satukan hati.


aku, dia, terpaku dalam ragu

aku, dia, satu dalam belenggu

belenggu asa yang membeku

uapkan rasa yang menggebu

ungkapkan jawab nan semu.


aku, dia.

dia, aku.

terpaku.

terbelenggu.

hanyut dalam rindu

terasa kian semu.

harap yang menjulang,

asa kan bahagia.

wish.........❤


23 oktober 2011


pixabay.com

aku hanyalah manusia
seonggok daging yang bernyawa
namun tetap hakekatnya hina
lemah, tak berdaya

aku hanyalah manusia
seekor binatang yang berakal
namun tetap hakekatnya bodoh
lemah, tanpa olah pikir

yang tlah terjadi tak patut disesali
pun tak bisa ditarik kembali
meski seonggok yang bernyawa berlari
meski binatang berakal meraung keras
tetap tak berubah

seonggok daging bernyawa, meski hina
binatang yang berakal, meski bodoh
namun ia tetap seorang hamba

hamba yang menghamba pada tuhanNya
hamba yang lemah, hina dina
hamba yang tak berarti
yang hanya bisa menadah

hanya mampu mengucap lirih,
'tunjukkan jalan terbaik menurut-Mu
terbaik untuk hamba, di mata-Mu.

24 oktober 2011

www.pixabay.com


Asa ini,
Tak jua aku mengerti
Memelukku erat, begitu erat
Seolah aku ingin pergi

Tak,
Aku tak akan pergi
Tidak sekarang
Pun tak jua esok

Takkan sanggup ku meninggalkan
Binar-binar cahaya itu
Yang begitu menyejukkan
Menggantungkan asa dan pintanya

Takkan mampu ku meninggalkan
Pendar  bahagia ini
Pusat  gravitasi hidupku
Surgaku
Duniaku

Meski asa itu terus ada
Menari-nari di benakku
Mengajakku berkeliling
Mengitari dunia fantasi
Menjanjikan beribu kebahagiaan

Namun,
Sekali lagi ku katakan Tidak.

Biarlah asa itu terus menari
Bersama duniaku yang terus berlari
Hingga suatu saat ia mengerti
Mengapa aku ikut berlari
Tanpa hendak ikut menari


Ketika ia akan tahu
Asbab dari semua itu
Adalah Cinta


Pondok petir, 27 Januari 2018


Pixabay.com

Gejolak itu sungguh ada
Begitu membara
Nyaris membakar asa
Melumpuhkan pinta
Mencabik-cabik jiwa
Dengan segala rupa dan prasangka

Kuingin ia pergi jauh
Membawa hati yang rapuh
Biarkan melepuh
Bersama pikiran yang keruh

Oh Tidak!
Jangan biarkan ia pergi
Tetaplah disini
Memeluk kalbu dan jiwa ini
Yang kosong,
Bagai tak berpenghuni

Sungguh, ini sebuah ironi

Dulu,
Berbeda dengan kini

Kugantungkan asaku setinggi langit
Rasa itu tak pernah ku ungkit
Jiwaku terus bangkit
Kalbu pun tak lagi sakit

Jelas sudah
Kalbu yang kosong
Jiwa yang rapuh
Akal  yang melepuh
Akibat gejolak itu

Dan aku,
Takkan mampu menghalau
Tanpa Dia,
Allahku yang anti Galau
Mampu meluluh lantakkan segala
Gejolak maha dahsyat dalam kalbu
Gejolak itu bernama Rindu


Pondok Petir, 28 Januari 2018


pixabay.com

Gemintang berguguran
Runtuh
Egoku melangit
Akankah dapat terbang diatas awan?

Cemasku
Mengapurkan ego itu
Terlepaskah asamu?
Kuharap Tidak
Sebab kudekap erat

Pintaku
Asaku serta asamu satu
Untuk Allahku yang Maha Satu
Merasuk ke dalam kalbu
Hingga ke sumsum tulangku
Melebur
Menjadi jiwa yang satu

Pondok petir, 29 Januari 2018


pixabay.com

Kuingin Pergi
Menjauh Darimu
Tanpa asa
Jua Rasa

Kuingin Mendekat
Dekap erat
Tak ada rehat
Buatku penat
Meski Rinduku Terpahat

Jauh
Kuingin jauh
Kemana hati berlabuh
Haruskah ku menjauh?





Pondok Petir, 26 Januari 2018