Tampilkan postingan dengan label parenthood. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label parenthood. Tampilkan semua postingan

Dalam hidup ini, segalanya pasti membutuhkan uang. Dan ya, diantara kita ada yang mempunyai penghasilan cukup bahkan lebih untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun ada juga yang berpenghasilan kurang sehingga mesti mencari sumber penghasilan lain atau bahkan mengajukan pinjaman uang kepada pihak lain.


Maka, ilmu bijak mengelola keuangan ini penting untuk diketahui, terutama bagi yang sudah membina rumah tangga. 



Finansial


Hal-hal mengenai peruntukan gaji, perlukah mengajukan pinjaman uang, dana darurat dan lain sebagainya sudah mesti didiskusikan sejak awal menikah. Agar rumah tangga tetap tenang menjalani kehidupan yang penuh dengan misteri ini. 


Prinsip Dasar Dalam Berumah Tangga 


Sebenarnya prinsip dasar dalam rumah tangga ini adalah rasa percaya. Jika ada rasa percaya antara satu sama lain, maka segala sesuatunya akan lebih nyaman. 


Tidak ada kebohongan, tidak ada yang ditutupi. Semuanya terbuka, mengenai pekerjaan, gaji, asal pendapatan lain beserta semua pengeluaran. 


Siapa Yang Berhak Mengelola Keuangan Rumah  Tangga? 


Karena sudah saling percaya, saatnya mengelola keuangan rumah tangga berdua. Atau jika lebih percaya ke salah satu pasangan, tak apa. Percayakan saja padanya untuk mengelolanya. Asalkan tetap terbuka kemana saja peruntukan semua pemasukan rumah tangga. 


Dan jangan lupa, tetap menyiapkan dana untuk mewujudkan impian berdua. Bisa dengan menabung atau berinvestasi mulai saat ini. 


Peruntukan Gaji


Mengenai cara mengelola gaji yang ideal ini tergantung dari kecermatan dalam mengaturnya berdasarkan kesepakatan bersama. 


Namun sebaiknya, dari sumber penghasilan utama, dalam hal ini gaji, itu dibagi yakni 30% untuk cicilan atau membayar hutang, 30% untuk menabung atau investasi serta 40% untuk berbagai pos kebutuhan hidup kita. 


So, penting digarisbawahi bahwa jika kita memiliki pinjaman uang pada pihak lain maka cicilan yang harus dibayar setiap bulannya tidak lebih dari 30% gaji kita. 


Perlukah Mengambil Pinjaman Dana Dari Pihak Lain? 


Mengenai pinjaman uang ini relatif, ya. Tergantung pola pikir dan bagaimana setiap pasangan mengelola keuangannya. 


Ada yang mempunyai impian punya rumah sendiri sebelum usia 30, misalnya. Maka mereka mengajukan KPR untuk membeli sebuah rumah yang diimpikan. 


Atau, perlu pinjaman uang untuk membangun rumah impian di tanah warisan orangtua. Merenovasi rumah orangtua, biaya pendidikan anak, biaya kesehatan, dan berbagai macam hal tak terduga lainnya yang membutuhkan biaya cukup besar.


Kebanyakan pasangan memutuskan untuk meminjam uang kepada pihak lain untuk memenuhi kebutuhan yang satu ini. Hal ini tentu tidak salah. Mengajukan pinjaman uang kepada pihak bank, misalnya, maupun kepada pihak lain bukan sesuatu hal yang buruk asalkan sesuai kemampuan membayarnya. 


Meminjam uang boleh-boleh saja asalkan dibayar. Yang tidak boleh sudah tentu jika meminjam uang tapi tidak dibayar. Betul? 


Nah, dalam meminjam uang pun ada etikanya. Banyak pula yang patut dipertimbangkan sebelum mengajukan pinjaman uang. Yakni

  • Pastikan bahwa kebutuhan tersebut cukup mendesak. Jangan sampai meminjam uang apalagi dalam jumlah yang cukup besar hanya untuk hal konsumtif
  • Keadaan finansial kita pun baik dan mampu mengembalikan pinjaman dalam jangka waktu yang ditentukan
  • Memeriksa dan membandingkan besar bunga yang ditetapkan juga penting, loh. Sebaiknya pilih yang menetapkan bunga lebih kecil dan suku bunga tetap
  • Cek dan ricek kredibilitas pihak yang akan dipinjami. Pastikan terlebih dahulu bahwa pihak tersebut dapat dipercaya dan bekerjasama dengan baik 

Semua faktor di atas penting untuk ditinjau terlebih dahulu. Jika pun memang harus mengajukan pinjaman uang, maka pastikan pihak yang meminjamkan kredibel. Bisa dicek di CekAja.com karena disana banyak banget informasi mengenai berbagai masalah finansial rumah tangga. Banyak juga pilihan solusi yang ditawarkan. Kita hanya tinggal memilih mana yang paling tepat dan cocok untuk kita. 


Kelebihan Akses CekAja.com Untuk Masalah Finansial


Ada berbagai keuntungan mengakses CekAja.com. Diantaranya: 
  1. Prosedur pengajuan praktis dan mudah karena dilakukan secara online
  2. Berbagai kebutuhan mendesak yang membutuhkan dana tunai dapat terpenuhi melalui solusi yang ditawarkan
  3. Pencairan dana relatif lebih cepat
  4. Besarnya cicilan ringan
  5. Bunga yang ditawarkan kompetitif

Umumnya, kita meminjam dana lebih untuk kebutuhan yang besar. Seperti biaya pendidikan anak ke jenjang yang lebih tinggi, pengadaan kendaraan, membangun atau renovasi rumah maupun dana darurat ketika sakit.


Maka, mengambil keputusan seperti ini pun tetap harus cermat dan hati-hati agar tetap sesuai kemampuan dalam membayar pinjaman uangnya.

Pentingnya Dana Cadangan


Selain pinjaman uang, sebenarnya kita bisa saja menggunakan dana cadangan yang memang disimpan untuk kebutuhan mendesak. Inilah pentingnya kita memiliki dana cadangan.


Menyimpan dana cadangan bisa dalam bentuk deposito, investasi maupun logam mulia. Namun jika memang dana cadangan tidak mencukupi maka solusinya ya dengan menggunakan dana pinjaman. Asalkan meminjamnya di tempat yang tepat, aman dan sesuai kebutuhan saja. 


So, ingin mengajukan pinjaman uang dengan syarat dan cara yang mudah? Di CekAja.com saja! 


Untuk informasi lebih lanjut silakan kunjungi https://www.cekaja.com/kredit-tanpa-agunan 









Mommies, siapa sih yang berperan sebagai manager keuangan rumah tangga kalian? Istri atau suami? 




Berdasarkan survey, kebanyakan yang mengatur keuangan rumah tangga adalah kita para mommies. Betul? Suami mah tahunya kerja cari duit. Selalu ada makanan yang terhidang di meja makan. Anak-anak sehat terurus, rumah bersih rapi jali. 

Padahal mah ya, kita yang ngurus semuanya puter otak peres keringat ampe kurang tidur, tangan kaki pegel, suara makin merdu akibat tiap hari selalu olah vokal. Masya Allah deh ya pokoknya. 

Ada yang samaan? 

Kaca Jendela Rumah Tangga

Hidup itu ya mung sawang-sinawang. Hanya bisa saling melihat keadaan dari luar. Seringkali rumput tetangga terlihat lebih hijau asri jika dibandingkan rumput tetangga. Padahal mah ya, semua itu hanya fatamorgana. 

Karena memang setiap manusia yang hidup pasti mempunyai masalah, begitupun dengan rumah tangga. Setiap rumah tangga mempunyai masalahnya masing-masing yang jelas berbeda satu dengan lainnya. 

Maka tugas kita ya jalani saja kehidupan kita masing-masing dengan sebaik-baiknya, tenang, ikhlas, terus berusaha agar hidup lebih baik. Gak perlu dah tuh nengok-nengok ke belakang, maupun samping kanan kiri. Fokus aja ke depan. Atur mata dan hati kita untuk tetap melakukan tugas kita sebaik mungkin. Menjalani kehidupan kita senyaman mungkin. Agar hidup pun tenang dan bahagia. 

Agar Hidup Bahagia Selalu

Sebenarnya mudah. Its so simple. Karena sumber bahagia kita ya diri kita sendiri. 

Jangan menunggu bahagia baru tersenyum namun tersenyumlah untuk menjemput bahagia

So, masalah yang ada di depan mata itu segera diselesaikan. Bukan hanya dipikirkan. Dan, selalulah positif dalam memandang sesuatu. Karena ini penting, sekali aja kita mikir negatif, seterusnya hal negatif yang banyak keluar dari pikiran kita. 

Nah, pikiran kita kan kita yang bisa mengendalikan. Maka kendalikan lah. Cobalah reframing alias melihat sesuatu dari sisi lain. Insya Allah dengan begitu kita akan selalu positif auranya dan bisa tetap bahagia. 

Istri Sebagai Manager Rumah Tangga

Banyak banget yang masih beranggapan bahwa segala sesuatu berkaitan rumah tangga itu tanggung jawab seorang istri atau ibu. Anak-anak, rumah, bahkan masalah finansial atau keuangan pun istri yang mengatur. Lha trus suami ngapain? Ya kan kerja cari nafkah. Hello, padahal nih ya, banyak juga tuh yang istrinya juga cari penghasilan tambahan. Itu untuk apa? Ya untuk menutupi kekurangan donk. Kalo masih ada sisa, Alhamdulillah bisa nabung. 

Nah, ini ada yang salah ya sepertinya dalam pola pikir masyarakat kita. Ya memang sih ini karena budaya patriarki yang masih melekat. Justru disinilah peran kita. Meluruskan bahwa seharusnya semua hal berkaitan rumah tangga ini ya menjadi tanggung jawab bersama. Tanggung jawab suami dan istri. Sebagai ayah dan ibunya anak-anak. Bukankah kita membangun rumah tangga ini berdua? 

Suami Sebagai Kepala Rumah Tangga

Suami sebagai kepala rumah tangga maka ialah yang bertanggung jawab penuh atas segala hal yang terjadi dalam rumah tangganya. Betul Mommies? 

Ya, maka jika terjadi ketidakseimbangan dalam rumah tangga seharusnya suamilah yang berdiri di garda terdepan, bukan sebaliknya. 

Hal ini berlaku bagi semua urusan, ya. Baik urusan anak, kerjaan rumah hingga masalah keuangan. Seyogyanya suamilah yang mengatur semuanya sementara istri bertindak sebagai pelaksana. Atau, bisa juga diatur bersama, didiskusikan berdua dalam mengatur gimana baiknya. Tentu ini lebih baik ya, Mommies. 

Nah, berikut ada sedikit tips dalam mengatur keuangan rumah tangga ya.

  • Tentukan darimana saja sumber pemasukan rumah tangga (gaji suami, jualan online istri, freelance suami, freelance istri, dsb) 
  • Rincikan pengeluaran yang mesti ditunaikan setiap bulannya. Jangan lupa tentukan juga jika ada pengeluaran tahunan misal bayar kontrakan per tahun
  • Tentukan sumber yang mana untuk menutup pos pengeluaran yang mana. Misalnya gaji suami untuk membayar listrik, sekolah anak dan kebutuhan sehari-hari sedangkan freelance istri untuk bayar kontrakan 
  • Dari awal, siapkan budget untuk menabung. Jangan lupa siapkan pula dana darurat untuk jaga-jaga
  • Setiap menerima gaji, bagi ke dalam pos-pos yang telah ditentukan dan jangan diutak-atik
  • Tertib dan disiplin dalam menerapkannya
Tips ini ditulis berdasarkan pengalaman pribadi dan hasil adopsi dari manager keuangan lain. Saya pun masih berupaya disiplin menerapkan tips ini. Karena yang sering terjadi adalah keuangan rumah tangga yang defisit alih-alih surplus. Hayo, ada yang sama? 

Tidak apa-apa, jika pun terpaksa harus meminjam uang kepada pihak lain, pastikan bahwa alasan meminjamnya masih logis dan memang butuh karena darurat bukan karena kebutuhan yang konsumtif. 

Dan usahakan juga mendapatkan pinjaman uang dari pihak yang terpercaya. Selaras dengan kita yang juga berusaha amanah dalam meminjam. Dalam artian mengembalikan sesuai tenggat waktu yang disepakati. Jika pun belum mampu maka reschedule dan bicarakan dengan baik-baik. 

Menjalani Rumah Tangga Bersama 

Dalam membina rumah tangga tentu bukanlah hal yang mudah. Pasti banyak suka duka yang mesti dilalui. Pahit manis dirasakan bersama. 

Dari yang ketika awal menikah masih kerja serabutan, ngontrak rumah sepetak, beli susu anak susah, makan seadanya. Hingga saat ini sudah berada di taraf hidup yang lebih layak meski belum punya rumah sendiri. Tapi paling tidak, rumah kontrakan yang ditempati sudah jauh lebih baik. 

Rumah ada ventilasi udara yang cukup, ada taman kecil penuh bunga, anak-anak sehat terurus, keuangan makin membaik. Bahkan yang sudah bisa beli maupun membangun rumah impian, sudah semestinya kita bersyukur. 

Karena kemampuan kita dalam mengelola keuangan rumah tangga hingga taraf hidup kita lebih layak dari sebelumnya, itu adalah impian bagi mereka yang taraf hidupnya masih sama dengan tiga, lima bahkan sepuluh tahun sebelumnya. 

Bersyukur, bersyukur, bersyukur. Karena dengan mensyukuri nikmat yang kecil, maka Allah akan memberi nikmat yang lebih besar. Insya Allah. Karena janji Allah itu pasti. 










Surprise Dinner Romantis Untuk Pasangan


Memberi surprise untuk wanita atau pria yang kamu cintai adalah cara yang menyenangkan untuk mempererat hubungan kalian. Hal tersebut dapat membuat hati kalian berdua senang dan meningkatkan rasa syukur karena kalian telah bertemu dan memiliki satu sama lain. Surprise dapat diberikan pada saat hari-hari yang istimewa bagi pasangan, bagi kalian berdua, atau bisa juga karena benar-benar surprise tidak ada hari dan moment yang dirayakan tetapi kamu hanya ingin membuatnya senang. 

dinner romantis

Bagaimana cara mempersiapkan surprise untuk pasangan? 

Kamu bisa memikirkan hal-hal yang paling pasangan sukai. Ada baiknya surprise yang diberikan dapat menjadi sebuah moment yang tidak bisa dilupakan, jadi tidak hanya memberikan benda yang dia sukai saja tetapi juga kamu dapat memberikan moment yang tidak dapat dia lupakan. Salah satu ide yang tidak permah termakan zaman adalah mengajak pasangan ke tempat dinner romantis. Pasanganmu pasti akan tersipu malu dengan surprise yang kamu berikan.

Makan bersama pasangan tidak akan pernah membosankan karena hal tersebut merupakan sebuah moment. Kamu dan pasangan bisa tetap berbicara intim atau deep talk tentang hubungan kalian, menikmati suasana, memakai baju rapi yang mungkin jarang kalian gunakan kecuali pada acara tertentu, dan tetap bisa menyelipkan suatu benda yang mungkin ingin anda berikan kepada pasangan. Hal tersebut akan menjadi sebuah moment yang spesial dan tidak akan terlupakan. 

Tips untuk memberikan surprise dinner romantis bersama pasangan:
  • Pilihlah tempat makan yang tidak biasa kalian kunjungi
  • Pesan sekaligus dengan dekorasinya agar waktumu bisa digunakan untuk mencari keperluan lainnya
  • Carilah tempat yang bagus, romantis dan cozy untuk menghabiskan waktu bersama pasanganmu
  • Perhatikan menu yang dipesan sudah sesuai dengan selera pasanganmu
  • Jika bisa request lagu, pilihlah lagu kesukaan pasanganmu atau lagu-lagu yang mengingatkan pada kenangan kalian, manis bukan?
  • Kenakan pakaian terbaikmu agar kamu terlihat sangat menawan di hadapannya
  • Jangan lupa beri pujian untuk penampilannya 
Nah, mudah bukan? Untuk membuat pasangan bahagia sebetulnya tidak sulit. Hanya butuh niat dan praktekkan tips memberikan surprise dinner romantis ini. 

Selamat berbahagia, 


Dimatamu masih tersimpan selaksa peristiwa
Benturan dan hempasan terpahat di keningmu
Kau nampak tua dan lelah
Keringat mengucur deras
Namun kau tetap tabah
Meski nafasmu kadang tersengal
Memikul beban yang makin sarat
Kau tetap bertahan

Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar legam terbakar matahari
Kini kurus dan terbungkuk
Namun semangat tak pernah pudar
Meski langkahmu kadang gemetar
Kau tetap setia

Ayah...
Dalam hening sepi kurindu
Untuk menuai padi milik kita
Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anakmu sekarang banyak menanggung beban
(Titip Rindu Buat Ayah - Ebiet G. Ade) 



Hayoo siapa yang baca tulisan di atas sambil nyanyi? Yup. Ini lagu legendarisnya Kang Ebiet G. Ade. Setiap mendengar lagu ini hatiku pasti tersentuh, haru dan sedih inget Bapak.

Beliau sekarang hanya tinggal berdua dengan Mama karena semua anaknya sudah berkeluarga.

Kadang tuh tiba-tiba keinget beliau, sedang apa ya di rumah? Sehatkah? Sering sih telpon atau chat wa, tapi ya tetep beda jika berkunjung langsung kan...

Cuma ya itu, sebagai istri ya kudu manut ama suami... Suami alhamdulillah dikasih beberapa amanah jadi yaa belum bisa sering-sering ke rumah orangtua. Meski begitu tetep diupayakan 3-4 bulan sekali nengokin meski cuma sebentar.

Ngomong-ngomong mengenai bapak, beliau tuh pendiam banget.
Saking pendiamnya sampe-sampe aku tuh segan banget ama beliau. Hmm lebih ke takut kali, ya. Nggak berani.

Dulu tuh kalo minta apa-apa juga nggak berani ngomong akunya. Padahal beliau biasa aja. Sering banget apapun aku pendam sendiri,  selain karena memang aku introvert orangnya.

Sampai sekarang, saat aku sudah berkeluarga dan tinggal terpisah dengan beliau pun komunikasi di antara kami masih terasa agak kaku. Padahal sebenarnya beliau tuh humoris lho orangnya. Tapi ya begitulah beliau.

Aku memang nggak punya banyak kenangan yang memorable ama beliau. Karena beliau jarang di rumah. Selagi almh ibuku masih ada, beliau sering pulang kerja larut malam. Sehingga kami jarang bercengkrama.

Setelah ibuku meninggal saat aku berusia tujuh tahun, bapak mengajakku tinggal dengan ibu tiri yang aku panggil Mama.

Nah selama tinggal dengan mama ini bapak malah pulangnya seminggu sekali karena LDM-an beda kota.

Tapi selagi beliau di rumah, sering nemenin aku ngerjain PR. Kadang bercanda, bercengkrama. Jalan ke taman. Hmm kenangan masa kecil yang cukup indah.

Kini diriku sudah beranjak dewasa. Mengemban tiga amanah dari-Nya berupa satu anak perempuan dan dua anak lelaki.

Aku yang mengalami fatherless dalam keluarga, tentunya tak ingin anak perempuanku mengalami hal yang serupa. Karena sungguh, ketiadaan sosok ayah dalam pengasuhan tuh dampaknya sungguh besar terutama bagi anak perempuan.



So, ada sedikit tips agar sosok ayah turut hadir dan memberikan warna ceria untuk mewujudkan andilnya yang besar dalam pengasuhan anak.


Ini dia tipsnya:


Bicara dari hati ke hati. 
Sampaikan padanya bahwa anak-anak butuh sosok ayahnya ada di dalam keseharian mereka. Benar-benar ada dan membaur dalam dunia anak-anak. Bukan sekedar ada di sampingnya namun pikiran dan hati fokusnya ke yang lain.

Upayakan agar sang ayah yang membangunkan anak-anak di pagi hari dan mengajak anak laki-laki sholat subuh di masjid.
Ini pembiasaan, ya. Agar mereka mendapatkan keberkahan di pagi hari. Bagi anak perempuan, dibangunkan dengan suara ayah dapat membangkitkan rasa aman dan percaya diri, lho.

Ajak ayah bermain bersama. 
Minimal 10 menit saja dalam sehari ajak sang ayah ikut bermain dan berinteraksi dengan anak-anak, terutama yang perempuan, ya. Banyak kok yang bisa dilakukan. Bisa membacakan buku, bermain rumah-rumahan, belajar menulis, membaca, mengaji, mendongeng, dsb.

Ajak ayah menambah wawasan mengenai parenting.
Ini bisa dilakukan dengan cara menghadiri seminar atau kajian parenting, membaca buku, menonton video di youtube, mendengarkan radio, dsb.

Berdamai dengan masa lalu.
Ini tidak hanya untuk Ayah, namun juga sang bunda, ya. Terutama bagi yang dulunya model pengasuhannya adalah patriarki. Dimana laki-laki dimuliakan, yang nggak biasa megang kerjaan rumah tangga. Nah, ini harus menyamakan persepsi dulu. Kudu open minded. Bahwa keluarga ini dibangun bersama, maka menjaganya juga harus bersama. Mengasuh dan mendidik anak bersama, mengerjakan pekerjaan rumah tangga juga bersama. Menciptakan keadaan rumah yang nyaman pun dilakukan bersama.

Jika sang ayah udah terbuka akan lebih mudah untuk membangun kebersamaan dalam keluarga. Sehingga sang ayah bisa benar-benar hadir dalam pengasuhan anak-anak.

Anak-anak pun tidak mengalami fatherless yang bisa mengikis rasa percaya diri mereka.




Puisi untuk Bapak

Hampir dua tahun lalu, aku menuliskan sebuah puisi untuk bapak. Karena aku tak pandai mengutarakan isi hati melalui lisan. So, aku menuliskannya dan memuatnya dalam buku antologi puisi yang berjudul Rindu dan Cinta yang terbit pada 2018 lalu. 


Kepak Rinduku

Di masa kecilku
Engkau begitu dingin
Bibirmu tak banyak mengucap kata
Pun tak banyak gelengan kepala

Di masa remajaku
Tak banyak berubah dari dirimu
Hanya dentingan suara yang mengudara
Karena raga tak sedang bersama

Sering aku berontak
Berulah fana yang tak ada habisnya
Desir egoku bergemuruh
Meminta setitik perhatianmu
Yang tak jua ada

Beranjak dewasa
Barulah ku menyadari
Arti hadirmu dalam kalbu
Makna segala diammu

Disini aku berdiri
Menatap wajahmu lekat
Menggenggam tanganmu erat
Mengurai rindu yang begitu pekat

Hanya kepada-Nya diri bersandar
Menitipkan dirimu yang tak lagi kekar
Bersama cinta yang terus mekar
Menerimaku dengan penuh sabar

Terima kasih Bapak
Karenamu,
Sayapku terus mengepak

Pondok Petir, 08 Februari 2018

Jadi mellow deh nih..... Hiks




Aku kangen Bapak.
Rindu akan petuahmu, yang dulu sering kau tuangkan padaku
Kau isi hatiku yang kosong
Hingga penuh

Aku terpecut, karena ucap dari bibirmu

Kau kirimkan kritikmu,
Ketika skripsiku dangkal
Kau berikan restumu,
Ketika aku dipinang
Kau langitkan doamu,
Ketika aku mulai berjuang

Hingga senyumku dapat terukir
Kakiku mampu tegak berdiri
Semua karenamu
Meskipun kau hanya diam
Namun kutahu, diammu mengandung restu, doa yang kau pintakan ke langit

Menembus cakrawala
Menguasai logika
Mewujudkan cita

Aku makin tegak berdiri
Dirimu mulai terbungkuk
Aku makin bobot berisi
Dirimu kurus seakan layu
Aku merambah berjaya
Engkau bertambah renta

Bapak, ai Love yu
Tapak tilas perjuanganmu
Pengorbananmu
Mendewasakanku

Meski banyak pahit
Asam garam dan sedikit manis
Justru itulah, menguatkanku

Bapak, sehat terus ya
Nantikan saat kita beribadah bersama
Di tanah haram
Menangis
Menengadah pinta 
Wujudkan cita-cita mulia 

Depok, 25 Januari 2020 
Putrimu, 



‘Ketika sosok seorang ayah tak mampu menjadi cinta pertama bagi putrinya, maka sang putri akan mencari cintanya pada sosok laki-laki lain.’ -Qoty Intan Zulnida

Ku pandangi lekat-lekat muka polos bocah perempuan berusia lima tahun ini. Ia tumbuh semakin mandiri, pintar dan mengayomi adik lelakinya yang baru berusia tiga tahun.

Ku sadari akhir-akhir ini ayah mereka sering bepergian ke luar kota karena urusan pekerjaan.

Dan saat itu, aku merasa, putri sulungkulah yang paling mencari keberadaan ayahnya.

Terlihat dari teriakan hebohnya yang gembira kala mendengar kabar dariku bahwa ayahnya akan pulang keesokan harinya. Ia terlihat mampu bersabar tanpa sebuah tanya, hingga keesokan hari ia menagih janji kepulangan ayahnya.

 Dan ketika sosok ayah mereka hadir, terlihat sekali perhatian-perhatian kecil darinya untuk ayahnya tercinta. Good Job! Ayah telah berhasil menjadikan dirinya sebagai cinta pertama bagi sang putri.

Namun perjalanan masih panjang. Putri sulungku baru berusia lima tahun. Maka Sang Ayah  masih harus berusaha keras agar dia nyaman di sisi ayahnya dan benar-benar menjadikan Sang Ayah cinta pertamanya. Ini PR besar.

Aku berbicara dari ke hati-hati kepada suamiku agar memberikan perhatiannya yang lebih kepada anak-anak, terutama anak perempuan. Karena banyak hal yang akan lost jika Sang Ayah tidak dekat dengan anak-anaknya.

Terlalu sibuk bekerja bukan alasan untuk dapat menghindarinya, karena sebenarnya Sang Ayah bisa mengatur waktunya dan menyediakan waktu khusus untuk dapat menemani keseharian anak-anak.

Aku melakukan hal ini bukan tanpa alasan. Aku melobi suamiku selama beberapa tahun belakangan. Melalui artikel yang aku baca, video yang aku share bahkan aku memberikan contoh langsung kepada suamiku, dampak apa yang terjadi jika sosoknya tiada menghiasi hari-hari anak-anak. Dan yang paling terkena dampak negatifnya adalah anak perempuan. Maka sebisa mungkin, aku meminta suamiku untuk memberi perhatian lebih padanya, menanggapi setiap celotehnya, mendengar setiap ceritanya dan sering memberi pelukan. Karena pelukan itu dapat mengalirkan ketenangan, meredam emosi dan menyatukan segala cinta.

Dan sejauh ini, aku melihat perubahan yang cukup signifikan dalam sikap suamiku. Sosoknya yang sekarang terlihat lebih sabar, lebih perhatian kepada anak-anak, bersedia menemani mereka bermain dan lebih sering memberikan sebuah pelukan. Aku pun melihat bola mata yang berbinar pada anak-anak setiap mereka di dekat ayahnya. Jua aliran cinta kasih yang amat besar pada setiap pelukan mereka.


Aku terpana. Betapa ia bisa melakukan semua ini. Sisi hatiku tersentuh, bahagia karena anak-anakku tidak akan merasakan apa yang aku rasakan. ‘Ketiadaan sentuhan seorang ayah dalam tumbuh kembangku, bahkan hingga aku sebesar ini.’   

Baca juga: Duhai Mama
***
Setiap aku menjalani hari-hariku, selalu ada saat dimana slide memoriku zaman dulu muncul. Entah mengapa, namun ini benar terjadi. Saat dimana aku harus tampil di masyarakat, detik berikutnya aku bisa tiba-tiba merasa down, merasa tidak sanggup melakukan ini.

Meski sudah berupaya menguatkan dan menaikkan kepercayaan diri, tetap pada akhirnya aku kalah, tak mampu melawan rasa itu.

Di lain waktu, saat aku harus mengambil sebuah keputusan di antara pilihan yang ada, aku kebingungan. Meski setiap pilihan udah terlihat ragam konsekuensinya, aku masih merasa sulit untuk memilih. Hingga pada akhirnya ketika keputusan telah aku ambil, seiring berjalannya waktu aku mulai menyadari bahwa ternyata pilihan itu kurang tepat untukku.

Setelah di beberapa episode hidupku aku menyadari banyak kelemahan di diri ini. Dan entah kenapa, memori otakku reflek membuka memori isi beberapa artikel mengenai fatherless yang aku baca beberapa waktu yang lalu. Tapi, apa iya? Apa itu benar?

Kalau dipikir-pikir, dilihat dari slide demi slide di hidupku yang mulai terbuka kembali, aku jadi dapat menyimpulkan bahwa bisa jadi ini adalah salah satu dampak fatherless yang aku alami.


Karena sejak aku kecil, ayahku yang seorang PNS amat jarang menghabiskan waktu bersamaku. Saat aku balita, beliau sering pulang malam karena lembur.

Kedua kakakku sekolah di luar kota, aku di rumah hanya berdua dengan ibuku. Bapak, aku biasa memanggilnya demikian, sangat pendiam. Beliau hanya berbicara jika perlu, meskipun orangnya termasuk humoris. Karena sifatnya yang pendiam itulah, kami anak-anaknya segan alias sungkan untuk sekedar mendekat.

Karena masa kecilku hanya dihabiskan berdua dengan ibuku, aku kehilangan figur laki-laki panutan. Kedua kakakku adalah laki-laki, namun mereka sekolah di luar kota hingga bekerja dan menikah. Jadi aku pun tidak terlalu dekat dengan mereka, komunikasi just by phone, ketemu hanya saat liburan.

 Dan aku mungkin adalah satu dari sekian banyak anak-anak yang terkena dampak ketiadaan sentuhan sosok seorang ayah yang bisa aku adopsi sifat ke-maskulin-annya.

Hingga akhirnya saat ini, saat aku dewasa, aku menjadi perempuan dewasa yang tak punya jati diri, tipis kepercayaan dirinya dan sulit mengambil keputusan.

Berbahayakah jika seorang perempuan dewasa memiliki sifat-sifat yang aku sebutkan tadi? Ya. Itu amat buruk.

Perempuan dewasa yang tak punya jati diri, akan mudah terbawa arus pertemanan. Baik atau tidak baiknya ditentukan oleh teman dan lingkungannya. Rasa tidak percaya dirinya akan semakin memperburuk keadaan.

Aku bersyukur selama ini selalu berada dalam lingkungan yang baik.

Ketika sosok seorang ayah tak mampu menjadi cinta pertama putrinya, maka sang putri akan mencari cintanya pada sosok laki-laki lain.

Ini sempat terjadi padaku, dulu.

Ketika ada seorang laki-laki yang memberi perhatian lebih kepadaku, hati ini merasa tersanjung. Pikir ini lemah, mudah terbuai oleh perhatian kecilnya, perlindungan dan sentuhannya merasuk ke relung hati.

Entah apa yang terjadi. Aku merasa nyaman dengannya. Tinggal di kota yang berbeda dengan Bapak, membuatku tak ambil pusing karena ada sosok laki-laki ini. Dia bagaikan pahlawan buatku. Apa yang terjadi? Apakah aku jatuh cinta?
  ***

Karena ketiadaan sentuhan dan pendampingan dari Bapak semasa aku kecil hingga dewasa, aku tak dekat dengannya.

Bahkan sekarang, saat aku sudah hidup bersama keluarga kecilku dengan dua balita, aku merasa canggung untuk sekedar berdekatan dengan Bapak. Belum lagi dengan pembawaannya yang diam dan tertutup, semakin membuat jarak antara kami. Inilah sebabnya aku terus mewanti-wanti suamiku agar sedekat mungkin dengan anak-anak kami, dan bersikap terbuka pada mereka. Sering bertukar cerita, bermain, jalan-jalan dan ragam kegiatan lain.

Karena sejatinya mereka hanya butuh ditemani. 

Teringat pesan Ust. Harry Santosa, seorang pakar Pendidikan berbasis fitrah, “Jika anakmu masih usia balita, carilah rezeki secukupnya namun temani anakmu sebanyak-banyaknya.” Ya, kurang lebih seperti itulah intinya. Bekerjalah secukupnya, tidak usah terlalu ngoyo karena anak-anak membutuhkan sosok seorang Ayah di sisinya.    
Kita tidak dapat mengubah masa lalu, namun bisa memperbaiki masa depan. Aku belajar dari kisah hidupku dan takkan mengulangnya kepada anak-anakku.

Dalam episode hidupku saat aku menyadari hal ini, aku berusaha memperbaiki komunikasi dengan Bapak. Mendekatkan suamiku dengan anak-anak, terutama anak perempuan kami.

Karena banyak hal yang dapat mereka serap dari sosok kelelakian seorang ayah. Sifat maskulinitas yang tidak bisa didapat dari sosok seorang ibu. Jika ayah telah tiada, gantilah dengan sosok orangtua laki-laki yang lain, bisa kakak laki-laki, paman maupun kakek. Karena itu amat penting untuk mereka dalam mengarungi badai kehidupan kelak.








Disclaimer : Tulisan ini kubuat sekitar setahun yang lalu. Terbit di salah satu buku antologiku yang berjudul Chamomile Tea for Great Dad.




Dalam hidup ini, pernahkah kalian bermimpi akan menemukan berlian?
Seperti aku, rasanya jangankan berangan, memimpikannya pun tak pernah!
Namun saat ini, aku menemukannya...😎😍

Berlian seperti apa yang berhasil aku temukan?
Mungkin ini adalah berlian termahal di dunia, bahkan hingga ke akhirat.
Berlian yang tiada orang yang mampu tuk membelinya, meski punya uang ber M M atau ber T T sekalipun.
Berlian ini sungguh adalah karunia dari Allah kepada yang dititipi, namun aku ragu dia menyadari atau tidak.

Akupun tak tahu apa maksud Allah di balik semua ini? Yang dititipi berlian itu adalah dia, kawanku, namun kenapa aku yang harus menyadari dan menemukannya?

--------

Upayaku Mendidik Amanah Allah

Aku ibu muda dengan dua anak yang sampai saat ini masih diusahakan agar kelak menjadi anak yang taat, berbakti dan sholeh-sholehah. Amiin. Segala upaya dilakukan, demi untuk menumbuhkan rasa cinta di hati mereka kepada Rabb-nya. Mulai dari membiasakan mereka membaca doa setiap akan melakukan sesuatu, mengajak mereka turut serta sholat berjamaah di masjid, memperdengarkan tilawah setiap waktu, sampai menuntun mereka menghafal ayat-ayat-Nya sedikit demi sedikit.

Tentu hal itu bukanlah hal yang mudah. Aku harus bangun jam 3 bahkan jam 2 pagi untuk bersemedi. Me Time lah, hihihi. Kemudian jam 4 pagi aku mulai membangunkan anak-anak, mengecup pipinya, membisiki dengan rayuan maut, kalimat sayang agar mereka bangun. Lanjut mengajaknya ke kamar mandi untuk membersihkan dan menyucikan diri. Kemudian si sulung yang perempuan ikut aku berjamaah dengan santri putri sedangkan si bungsu yang laki-laki ikut ayahnya berjamaah subuh di masjid. Meskipun dalam prakteknya, sulung yang baru 5 tahun hanya duduk di sampingku dan bungsu yang masih 3 tahun malah tidur lagi di samping ayahnya, tidak masalah. Yang penting bagi kami adalah, mereka berdua dapat turut merasakan keberkahan dan indahnya bangun di pagi hari saat fajar tiba.

Setelah sholat subuh, biasanya aku mengajak anak sulungku mengaji. menambah hafalan surat-surat pendeknya dengan cara membacakan berulang-ulang dan dia menirukan. Setelahnya bergantian dengan anak bungsuku. Kenapa aku yang melakukannya? karena suamiku mempunyai amanah mengajar anak-anak santri mengaji di masjid. Dalam menambah hafalan, kedua anakku memakai metode yang berbeda. Jika anak sulung yang perempuan dengan cara menirukan ayat demi ayat yang dibacakan, anak yang lelaki cenderung enggan menirukan. Dia hanya mau mendengarkan saja. Akulah yang harus konsisten mengulang surat yang dibaca sehingga dia hafal dan mengingatnya. Jadi, penting ya kita mengenali potensi yang dimiliki anak kita sehingga kita mudah menentukan metode apa yang cocok untuk anak kita dalam belajar.

Kemudian kami akan berolahraga ringan, sekedar jogging atau hanya jalan-jalan kaki di pagi hari, namun anak-anak sangat gembira menjalaninya. Terkadang kami hanya jalan bertiga saja tanpa sang ayah karena kerjaan yang harus dikerjakan, tak apa. Yang penting semua ada waktunya, ada porsinya. Kami sering juga mampir di taman kecil di samping posyandu komplek. Berayun sembari murojaah (mengulang) hafalan alqur'an yang sudah dihafal. Jika sudah dirasa cukup, kami bermain, kemudian kembali ke rumah untuk makan pagi bersama.

Begitulah kira-kira hari-hari yang kami bertiga lalui di rumah. Karena ayahnya anak-anak meskipun berkantor di sekitar rumah, namun seringkali mendapatkan tugas keluar sehingga ia lebih sibuk di luar. Aku berusaha keras setiap adzan berkumandang mengajak anak-anak ikut shalat berjamaah dengan anak-anak santri. Meskipun mereka tidak sepenuhnya mengikuti aktivitas shalat, ini aku lakukan demi mendekatkan mereka akan aktivitas ibadah agar tumbuh rasa cinta dan  taat kepada Allah dan Rasulullah dalam hatinya. Memang tidak mudah dan butuh waktu yang lama, namun dengan istiqomah yang kan terus diusahakan, semoga kelak rasa itu tumbuh dengan indah.

Baca juga: Asbab Cinta 

Tuh, kebayang kan betapa memaksakannya diriku ini? Maka ketika di suatu waktu saat aku dan anak sulungku sedang menuju tempat shalat berjamaah, tiba-tiba ada seorang teman mainnya anakku yang mengikuti dari belakang, sudah mengenakan mukena. Masya Allah, aku tersentak!

Anakku saja yang aku berusaha mati-matian mendekatkannya dengan aktivitas ibadah setiap hari, dia belum mau mengenakan mukena saat ikut shalat. Hanya sesekali saja dia mau. Sedangkan anak itu, tanpa diajak pun dia langsung mengikuti dan bahkan memakai mukena dengan keinginannya sendiri. Tak jarang, anak itu juga ikut mengaji jika dia mendapati aku sedang mengaji dengan anak sulungku. Masya Allah, dia bagaikan berlian, yang jika dipoles sedikit saja, kilaunya akan memancar ke sekitarnya. Sayangnya, orang-orang terdekatnya seakan belum menemukan dirinya. Sedih, Mak. Haruskah aku juga yang memoles berlian ini agar menjadi indah?? atau aku biarkan begitu saja sampai orang terdekatnya menemukan potensi dalam dirinya??

Tolong beri aku saran. Terima kasih sudah berkenan membaca coretan ini.

Salam hangat,

Qoty Intan Zulnida 





Pixabay.com

Entah bagaimana caraku
Berterus terang padamu

Kau terlihat begitu dingin
Ceritaku tentang anak-anak pun
Seakan tak kau hiraukan
Apalagi tentangku
Tentang perasaanku terhadapmu

Tentang Aku
Tentang Kamu
Tentang Kita

Inginku
Di malam menjelang menutup hari
Kita bicara dari hati ke hati
Tentang Kita
Dan anak-anak kita

Namun kenyataan
Tak seindah angan

Jangankan berbicara
Ucapan salam perpisahan menjelang tidur pun tiada

Entah sudah berapa kali
Aku menunggu hingga larut
Namun dirimu tak jua datang

Bila kah kau kan berubah?

Sedikit lebih peduli
Sedikit lebih perhatian
Sedikit lebih peka
Terhadap anak-anakmu
Dan jua aku, istrimu

Ingatlah!
Engkau kepala keluarga
Yang kan dimintai pertanggungjawabannya kelak
Bukan aku

Kini terserah padamu

{Curahan hati sang istri introvert kepada suami introvert pula}

Ditulis pada 24 November 2016
Waktu maghrib


Kelam ini, langit bersih, tanpa bintang
Bulan pun seakan enggan menyunggingkan senyumnya
Terdiam ku dalam balutan asa
Terbang bersama angan nan menjulang tinggi

      Teringat ku akan diammu....
      Sunyi,,,... sendiri,,,.... diam.
      Hanya satu kata.
      Terbelenggu dalam qalb yang resah
      Mencari jawab akan arti hidup dan kehidupan

Bibir itu,,... yang dulu merekah...
Tawa itu,,... yang dulu renyah...
Kini lenyap,,, menguap entah kemana
Tak bersisa,,, tak berbekas

      Inginku,,,.......
      Bibir itu kembali ceria
      Tawa itu kembali renyah
      Kata itu kembali lepas
      Petuah itu kembali ada
      Untukku,,....

Tanyaku,,,......
Apa yang patut kulakukan....??
Tuk kembalikan hangat senyummu
Tuk bangkitkan etos kerjamu
Tuk curahkan kasih sayangmu

      Pintaku,,,........
Pahlawanku...Tersenyumlah..!!

Cinangka, 6 oktober 2011