Tampilkan postingan dengan label Review training IIDN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Review training IIDN. Tampilkan semua postingan
Konten di era digital ini seakan menjadi sebuah kebutuhan yang tak bisa ditinggalkan. Banyaknya ragam profesi yang terus bersinggungan dengan dunia digital menjadikan sebuah konten adalah syarat mutlak untuk dapat eksis di jagad maya.


Bagi seorang influencer misalnya, tentu membutuhkan konten foto yang apik untuk ditampilkan di akun instagramnya. 

Seorang youtuber alias content creator juga seyogyanya menyuguhkan konten-konten berupa video yang senantiasa diunggah untuk memenuhi kebutuhan subscriber sebagai penikmat konten. 

Tak ketinggalan pula bagi seorang narablog alias content writer. Ia harus bisa menyajikan konten-konten yang berkualitas secara berkesinambungan agar dapat terus terhubung dengan pembacanya.

Baca juga: Review GoMassage: Pijat Ibu Hamil Dilarang atau Dianjurkan? 

Asal-usul ngeblog 

Saya termasuk seorang narablog pemula yang bermodal nekad saja untuk membuat sebuah blog dan mengisinya. 

Ketika kuliah, saya yang memang sudah hobi menulis sejak di sekolah menengah telah membuat blog gratisan di blogspot. Iseng aja sih waktu itu. 

Kontennya kebanyakan berupa puisi dan curhatan gaje. Ada juga makalah dan paper tugas kuliah yang saya posting di blog. Tapi ngisi blognya enggak rutin. Hingga akhirnya setelah lulus pun hampir enggak pernah dibuka. 

Apalagi setelah menikah dan punya anak. Jangankan menulis di blog, membaca buku pun sudah amat jarang saya lakukan. Hanya membacakan buku cerita untuk anak-anak saja setiap harinya. 

Hingga di bulan Agustus tahun lalu saya ikut training blog advance yang diselenggarakan oleh Joeragan Artikel. Setelahnya saya pun memutuskan membuat blog baru dan langsung beli domain. 

Pede banget padahal belum tahu mau diisi apa. 

Sebenarnya sempat bingung mau bikin blog berniche tertentu ataukah gado-gado alias lifestyle blog. Namun setelah dipertimbangkan, saya memutuskan membuat blog berniche parenting, yaahh bisa dibilang family blog lah yaa. 

Karena saya suka mempelajari dan mengamati segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia anak. 

Jadilah ceritabunda.com ini yang lahir pada awal September 2018.

Baca juga: Sugesti Dapat Mempengaruhi Perilaku Anak, Benarkah? 

Narablog pemula 

Sebagai narablog pemula, saya akui masih belum bisa konsisten dalam menulis. Masih belum punya jadwal menulis yang tetap. Sehingga update postingan di blog pun sekenanya. 

Bahkan terkadang sebulan cuma ada satu postingan baru. Adakalanya sebulan dapat 3-5 postingan baru. Namun dua bulan enggak update sama sekali juga pernah. Ampyuun, jangan ditiru, ya. 

Masuk dan bergabung di beberapa komunitas narablog, membuat saya malu juga kalo jarang update. Setelah hampir setahun usia blog ini baru mulai aktif update postingan blog. 

Apalagi blog ini sudah mulai menghasilkan. Yup, di usianya yang baru 6 bulan blog ini sudah mulai menghasilkan pundi-pundi rupiah. 

Meskipun dalam satu bulan baru ada satu-dua job CP maupun SP, tapi itu sungguh merupakan karunia yang luar biasa bagi saya yang bahkan belum konsisten ngeblog. 

Baru beberapa bulan belakangan ini saya mulai konsisten dalam sebulan minimal 4 postingan baru.

Upgrade kualitas tulisan 

Para mastah dan senior di dunia blogging selalu menekankan agar terus saja menulis. Tak perlulah dulu memusingkan SEO, tema, atau apapun yang mungkin malah menghambat produktivitas. 

Maka saya ya menulis saja. Mengalir saja seperti air. Yang penting terus menulis dan berbagi. 

Namun saya menyadari, tulisan saya belum bagus seperti narablog lain yang bisa menulis dengan apik dan detail. Cara penyajian tulisannya pun sistematis serta ditunjang dengan foto yang ciamik. Aih, mupeng deh gimana cara bikin tulisan seperti itu. 

Kalo jodoh memang gak kan kemana. Alhamdulillah saya melihat informasi mengenai training membuat artikel yang berkualitas bersama salah satu narablog idola saya, mbak Widyanti Yuliandari. 

Tanpa pikir panjang cuss daftar trainingnya. Disini pikiran saya benar-benar terbuka. 

Bismillah, harus bisa mempraktekkan apa yang telah didapatkan di kelas. Meski singkat, namun sarat makna dan ilmunya daging semua. 

Harus terus berlatih dengan banyak menulis. 

Nah, outline juga penting yaaa. 

Karena selama ini saya menulis ngalir aja, tanpa outline. Pun tanpa menelusuri kata kunci terlebih dahulu. Padahal ini juga penting. 


Insight yang didapat setelah mengikuti training 

Nulis terus walau masih belum memuaskan
Nulis terus walau masih belum enak dibaca
Nulis terus walau menurut teman-teman isinya masih belum berkualitas - Widyanti Yuliandari 

Kata-kata itulah yang terus terngiang di benak saya. Amat berkesan di hati. Hingga saya terus menulis meski tulisan saya masih belum bagus, belum enak dibaca. Enggak mungkin juga kan kita langsung bisa menulis bagus dalam sekejap. Pasti butuh waktu untuk berproses. 

Banyak sekali insight yang saya dapatkan setelah mengikuti training inilah, yakni:
  • Dalam menulis harus mrmperhatikan sumber tulisan
  • Utamakan riset sebelum menulis 
  • Riset kata kunci akan lebih membantu 
  • Buat outline 
  • Kembangkan tulisan dari outline 
  • Terus produktif menulis hingga dapat menghasilkan konten yang berkualitas 
  • Teruslah belajar dan berlatih untuk mengupgrade kualitas diri dan tulisan 
  • Menulis tema yang disukai agar menemukan cara yang asyik untuk tetap produktif menulis 
Bismillah belajar menulis artikel yang berkualitas, dengan terus upgrade ilmu. Dan terus menulis, mengasah kemampuan agar makin mumpuni. Supaya enggak malu juga dengan klien jika tulisan saya masih belum renyah. 

Mari kita lihat beberapa waktu ke depan, apakah ada perubahan yang lebih baik pada tulisan saya dari waktu ke waktu??